"Kita sosialisasikan kepada jamaah di setiap sektor, tapi dalam kenyataannya tetap ada saja jamaah yang coba-coba. Tahun lalu sampai tiga ton air zamzam disita di Madinatul Hujjaj," kata Arsyad di Kantor Daerah Kerja Mekkah, Selasa.
Ia mengatakan peristiwa tersebut selalu terulang setiap tahun dan jamaah makin kreatif setiap tahunnya.
Sayangnya tahun ini Madinatul Hujjaj atau "city check in" ditiadakan sehingga barang-barang jamaah akan dikirim langsung ke bandara. "Kalau di bandara, artinya barang tersebut akan dicek oleh pihak keamanan Arab Saudi," katanya.
Ia mengkhawatirkan jika pihak keamanan Arab Saudi memutuskan menahan koper-koper tersebut sehingga membuat keterlambatan penerbangan atau justru jamaah pulang tanpa koper.
Untuk mengantisipasi hal itu petugas PPIH akan memulai pemeriksaab koper dua hari sebelum kepulangan di pemondokan. Rencananya akan digunakan alat deteksi cairan untuk mempermudah pemeriksaan.
Jamaah kelompok terbang (kloter) awal gelombang pertama akan pulang pada 17 September dini hari sehingga diharapkan mengambil nafar awal atau menyelesaikab haji lebih awal.
"Waktu yang tersedia sempit sekali. Kalau nafar awal selesai tanggal 14 September, setelah itu mereka harus melakukan tawaf perpisahan. Tanggal 15 kita harus segera melakukan penimbangan barang," katanya.
Pemulangan tahap pertama akan melibatkan tujuh hingga delapan kloter melalui bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Jamaah menurut Arsyad akan diberangkatkan dari Mekkah menuju Jeddah 10 jam sebelum jadwal penerbangan.
"Karena ketentuan Arab Saudi minimal enam jam sebelum take off sudah ada di bandara. Kalau persiapan dua jam dan perjalanan dua jam berarti perlu 10 jam dari keberangkatan ke bandara," katanya.
Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016