• Beranda
  • Berita
  • Ratusan hektar kawasan hutan di Minahasa Tenggara direboisasi

Ratusan hektar kawasan hutan di Minahasa Tenggara direboisasi

15 September 2016 18:33 WIB
Ratusan hektar kawasan hutan di Minahasa Tenggara direboisasi
Ilustrasi. Pengendara motor melintas di kawasan hutan jati yang sudah gundul dan belum direboisasi di Desa Cendoro, Dawarblandong, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (12/11/2015). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarian hutan serta sedikitnya usaha reboisasi bisa menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar karena kondisi hutan yang gundul akan menyebabkan kualitas oksigen yang semakin menurun serta banjir maupun tanah longsor. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Tentunya dengan upaya kita untuk melakukan reboisasi ini, kami mengharapkan masyarakat juga menjaga pelestarian hutan."

Minahasa Tenggara (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) segera melakukan reboisasi ratusan hektar kawasan hutan di Minahasa Tenggara yang mengalami kerusakan beberapa waktu lalu.

"Kita sudah siapkan bibit kayu campuran untuk ditanam di beberapa titik kawasan hutan yang mengalami kerusakan," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Tenggara Sonny Wenas di Ratahan, Kamis.

Dia mengungkapkan jenis kayu yang akan ditanam di kawasan hutan dari Desa Kalatin Kecamatan Ratahan sampai ke arah Desa Liwutung Kecamatan Pasan tersebut seperti Cempaka, Nantu, dan Mahoni.

"Untuk pengadaan bibit kayu tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Minahasa Tenggara," ujarnya.

Ia menambahkan kawasan hutan yang mengalami kerusakan tersebut diakibatkan adanya perambahan liar dan akibat faktor alam.

"Ada juga yang rusak akibat longsor besar beberapa tahun lalu serta akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan," jelas Sonny.

Sonny pun mengharapkan peran dari masyarakat untuk terlibat aktif dalam pelestarian hutan di Minahasa Tenggara.

"Tentunya dengan upaya kita untuk melakukan reboisasi ini, kami mengharapkan masyarakat juga menjaga pelestarian hutan," tandasnya.

Pewarta: Arthur Ignasius Karinda
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016