"Kita berhasil meningkatkan biomassa," kata Menteri Susi kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Kamis.
Menurut Susi, dengan melalui teknologi citra satelit pada saat ini sudah sangat luar biasa sehingga bisa diketahui tingkat kesuburan laut di kawasan perairan mana saja di dunia.
Menteri Kealautan dan Perikanan mengemukakan, kebijakan reformasi sektor perikanan yang dicanangkan dan dilakukan olehnya juga telah membuat jumlah stok ikan di perairan nasional juga melesat.
Sebagaimana diketahui, kajian terbaru Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI) meningkat dari 6,5 juta ton pada 2011 menjadi 9,9 juta ton saat ini.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia juga berimbas pada peningkatan produksi tepung ikan nasional.
"Ketersediaan tepung ikan yang di produksi di dalam negeri mengalami peningkatan sehingga impor tepung ikan mengalami penurunan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.
Menurut Slamet Soebjakto, apabila hal tersebut terus berlanjut, perlahan tapi pasti, tepung ikan nasional akan makin banyak digunakan industri pakan ikan.
Selain itu, kata dia, untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya ikan air tawar, juga perlu dilakukan terobosan dalam penyediaan pakan.
"Untuk menjawab tantangan tersebut, KKP menggulirkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari). Gerpari akan mendorong terbentuknya kelompok pakan ikan mandiri (Pokari) yang terpisah dari kelompok pembudidaya," katanya.
Melalui Gerpari, ujar dia, pihaknya akan mendorong kelompok tersebut untuk menghasilkan pakan berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat.
"Dengan Gerpari, akan kita dorong munculnya kelompok penyedia alat bahan baku dan juga kelompok pemasaran pakan ikan mandiri. Dari sini akan tercipta efek domino dalam penyerapan tenaga kerja dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016