Project Manager dari ITS Dr Ing Setyo Nugroho dalam Handing Over Ceremony di Rektorat ITS Surabaya, Jumat, mengatakan NUFFIC merupakan sebuah organisasi pemerintah Belanda untuk kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi.
"Kontrak kerja sama ini telah dijalin selama empat tahun sejak 2012 dan akan berakhir pada tahun 2016. Untuk itu, hasil-hasil kerja sama yang telah dilakukan selama ini pun disampaikan kepada pihak NUFFIC yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Konsorsium Belanda yang dipimpin oleh STC-Group Holding B.V. (STC), salah satu institusi pendidikan dan penelitian terkemuka di Belanda," katanya.
Menurut Setyo, program kerja sama tersebut mengusung tema "Capacity Building in Maritime Transportation and Logistics Education and Research at ITS" dengan tujuan utama untuk meningkatkan penelitian ITS yang berkaitan dengan logistik, pelabuhan, dan pelayaran.
Setyo mengibaratkan jurusan Transportasi Laut itu sebagai seorang bayi yang baru lahir dan program dari NUFFIC ini sangat membantu perkembangan sang bayi.
"Bayi ini membutuhkan banyak suplemen agar dapat segera berlari, bahkan kalau bisa segera melompat," ujarnya.
Dia menjelaskan Jurusan Transportasi Laut sendiri baru berdiri lima tahun yang lalu, dan setahun berikutnya langsung mendapatkan dana hibah dari NUFFIC agar dapat mengembangkan teknologi guna memperbaiki logistik transportasi laut di Indonesia.
Selama empat tahun bekerja sama, katanya, Jurusan Transportasi Laut sudah bisa membuat logistik pala dari Ambon ke Rotterdam, menggelar beberapa workshop internasional untuk mahasiswa undergraduate, dan sejumlah teknologi inovasi di bidang transportasi kelautan.
"Hasil yang didapat dari program ini ada sepuluh aspek, yaitu professional network, study programmes, research programmes, library and laboratory, income generating unit, organizational structure, learning organization, leadership and governance, teaching and research capacity, dan vision, strategy, and roadmap," katanya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Transportasi Laut ITS Ir Tri Achmadi PhD mengatakan selama proyek berjalan Jurusan Transportasi Laut bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mampu membuat sebuah masterpiece, yaitu sebuah simulator pelabuhan yang sangat canggih (Smart Port Simulator).
"Dengan teknologi yang kami kembangkan ini, bongkar muat di pelabuhan ini nantinya bisa dioperasikan hanya dengan satu orang," jelasnya.
Hal ini, menurut Tri, dikarenakan dalam smart port nantinya semuanya dikerjakan secara otomatis dengan menggunakan sistem kerja robotika, sehingga semua pekerjaan bongkar muat yang begitu luas dan banyak bisa dikontrol hanya dengan satu orang yang mengendalikan sistem tersebut.
"Itu sangat efektif untuk mempercepat kerja bongkar muat di pelabuhan. Karena itu, kami berharap ke depan teknologi yang dikembangkan ini bisa digunakan di seluruh pelabuhan di Indonesia," katanya.
Selain itu, Tri yang juga bertindak sebagai Project Manager ini memaparkan bahwa dalam mengerjakan proyek ini sering mengunjungi beberapa perusahaan manufaktur dan logistik di Indonesia untuk mengetahui sejauh mana perkembangannya.
Acara Handing Over Ceremony dibuka oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD dan dihadiri langsung oleh Director of STC-Group Capt. Albert Bos ini juga menghadirkan sejumlah perwakilan dari perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia yang ingin mengembangkan teknologi yang ada, beberapa pihak industri yang bermitra dengan ITS, dan sejumlah perwakilan pemerintah.
Pewarta: Indra Setiawan/WI
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016