• Beranda
  • Berita
  • Presiden dukung pendirian sekolah penerbangan di Papua

Presiden dukung pendirian sekolah penerbangan di Papua

26 September 2016 18:10 WIB
Presiden dukung pendirian sekolah penerbangan di Papua
Staf Khusus Presiden sekaligus Ketua Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Lenis Kogoya (kiri) berbincang dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Sekolah pilot ini merupakan milik adat yang dikelola secara swadaya dan dikelola oleh BUMA atau Badan Usaha Milik Adat

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh dan akan meresmikan pendirian sekolah penerbangan atau sekolah pilot di Biak, Papua, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan SDM di provinsi itu.

"Oktober pekan kedua, Presiden akan ke Papua. Agenda pertama sementara kunjungan dan meresmikan sekolah pilot di Biak," kata Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Lenis baru saja melaporkan situasi dan perkembangan terkini mengenai persoalan di Papua kepada Presiden Jokowi.

Pada kesempatan itu, Lenis menyampaikan kepada wartawan dukungan dan sambutan baik Presiden atas rencana dan realisasi pendirian sekolah pilot di Biak.

"Sekolah pilot ini merupakan milik adat yang dikelola secara swadaya dan dikelola oleh BUMA atau Badan Usaha Milik Adat," katanya.

Presiden kepada Lenis menyampaikan harapannya agar putra-putri Papua tidak sekadar menjadi penonton tetapi terjun langsung terutama dalam pembangunan dunia penerbangan di wilayahnya.

"Anak-anak Papua ikut terlibat membangun Papua dalam kerangka NKRI. Ini sekolah disiapkan untuk mendidik putra-putri Papua sekaligus mendidik agar Papua juga punya sekolah penerbangan," katanya.

Saat ini, sejumlah putra-putri Papua yang sudah diseleksi sedang menjalani pendidikan di Sekolah Penerbangan di Cirebon, Jawa Barat.

Menurut Lenis, kondisi geografis Papua yang didominasi pegunungan tinggi dan pantai menjadi lokasi yang baik bagi calon-calon penerbang untuk mengasah keterampilannya karena secara langsung menghadapi tantangan awan, angin, dan cuaca Papua yang penuh tantangan.

"Siswa-siswa sudah ada, sedang menjalani pendidikan di Cirebon, jumlahnya sekitar 30-an orang. Kalau sudah siap semua kita akan pindahkan ke Biak," katanya.

Ia menegaskan seluruh perangkat untuk beroperasinya sekolah tersebut telah siap termasuk dari sisi instruktur hingga fasilitas sembilan pesawat latih yang siap digunakan.

***4***

T. H016

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016