• Beranda
  • Berita
  • DIY diharapkan proaktif cegah penyakit tidak menular

DIY diharapkan proaktif cegah penyakit tidak menular

27 September 2016 22:20 WIB
DIY diharapkan proaktif cegah penyakit tidak menular
Kementerian Kesehatan (www.rri.co.id)
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan lebih proaktif dalam mencegah dan mengatasi permasalahan penyakit tidak menular yang terjadi di daerahnya.

"Hal itu penting karena tingkat prevalensi beberapa penyakit tidak menular di DIY lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily S Sulistyowati di Yogyakarta, Selasa.

Pada edukasi di lingkungan kantor Pemerintah DIY bertema "Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak, dan Baca Label Kemasan Makanan", Lily mengatakan penyakit itu antara lain stroke di DIY 16,9 persen dibanding nasional 12,1 persen, diabetes melitus (3,0:2,3), dan gagal ginjal kronis (0,3:0,2).

Sedangkan hipertensi dan jantung koroner prevalensinya lebih tinggi nasional dibandingkan DIY. Prevalensi hipertensi nasional sebesar 25,7 persen lebih tinggi dibanding DIY 25,8 persen dan jantung koroner (1,5:1,3).

"Angka kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia juga tinggi mencapai 59,5 persen pada tahun 2007," kata Lily.

Menurut dia, edukasi itu penting untuk mendorong Pemerintah DIY agar lebih proaktif dalam mencegah dan mengatasi permasalahan penyakit tidak menular yang terjadi di daerahnya.

"Edukasi itu diharapkan dapat mendorong dan menginspirasi Pemerintah DIY untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat, serta membangun komitmen dari para pucuk pimpinan untuk memberikan teladan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat dan diet seimbang," katanya.

Ia mengatakan umumnya penyakit tidak menular muncul karena konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Beberapa penyakit tidak menular dan persentasenya sebagai penyebab kematian adalah stroke 21,1 persen, jantung koroner (12,9), dan diabetes melitus (6,7).

Konsumsi gula, garam, dan lemak masyarakat DIY lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yaitu konsumsi gula 16,9 persen dibandingkan nasional 4,8 persen, garam (52,7:50,7), dan konsumsi lemak (38,3:26,5).

"Sebagai rekomendasi, anjuran batas konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan yakni gula per orang/hari sebanyak 50 gram (4 sendok makan), garam per orang/hari adalah 2.000 miligram natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh), dan lemak per orang/hari adalah 67 gram (5 sendok makan minyak)," kata Lily.

Edukasi di lingkungan kantor Pemerintah DIY bertema "Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak, dan Baca Label Kemasan Makanan" itu diselenggarakan Nutrifood bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Head of Nutrifood Research Center Susana mengatakan menyambut baik respons positif dari Pemerintah DIY dan berharap program itu dapat terus berkelanjutan seperti yang pernah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Program edukasi itu meliputi presentasi oleh narasumber dari Kementerian Kesehatan dan BPOM, serta simulasi baca label kemasan makanan," kata Susana.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016