"Kami masih mencoba untuk mendata angka pastinya, namun dari laporan yang diterima ada empat titik yang terkena dampak angin kencang," kata Kepala BPBD PK Padang Rudi Rinaldy di Padang, Selasa.
Ia mengatakan angin kencang tidak hanya mengakibatkan pohon tumbang akan tetapi atap rumah penduduk serta papan reklame juga ada yang tumbang.
"Seperti di daerah Adinegoro Koto Tangah, Piai Kecamatan Pauh, Purus dan beberapa daerah pesisir pantai juga terkena dampak angin kencang ini," kata dia.
Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah berada di lapangan untuk melakukan pembersihan dan mendata dampak dari angin kencang tadi.
"Hujan yang disertai angin kencang ini tidak menyebabkan banjir, kami belum dapat info ada banjir yang terjadi," kata dia.
Ia mengatakan badai yang terjadi akibat dari fenomena la nina yang terjadi sehingga menyebabkan perubahan cuaca tiba-tiba antara daratan dan lautan.
"BMKG sebenarnya sudah memprediksi hal ini terjadi sejak tiga hari lalu namun kita tidak bisa memastikan datangnya perubahan cuaca tersebut," kata dia.
Menurutnya, efek La Nina hanya datang pada waktu-waktu tertentu yang menyebabkan perubahan cuaca terjadi secara tiba-tiba diikuti oleh angin kencang.
"Efek La Nina ini tidak terjadi sepanjang waktu namun hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu," sebut dia.
Ia mengimbau kepada seluruh warga kota agar berhati-hati ketika beraktivitas di luar gedung ketika terjadi angin kencang.
"Jangan ketika ada badai warga malah berteduh di bawah pohon atau reklame ini akan membahayakan keselamatan yang bersangkutan," kata dia.
Sementara itu salah seorang warga yang rumahnya tertimpa pohon tumbang, Mayani (50) mengaku sedang berada di dalam rumahnya ketika badai berlangsung. Tiba-tiba ada bunyi kayu patah dan menimpa rumahnya.
"Saya terkejut dan berusaha lari keluar rumah menyelamatkan diri," kata dia.
Hingga saat ini pohon tersebut masih berada di atas rumah yang dimilikinya di Kawasan Piai Kecamatan Pauh. Rencananya dia akan menginap di rumah anaknya dahulu hingga rumah selesai diperbaiki.
"Saat ini sepertinya belum bisa ditempati karena atapnya hancur meskipun pohon itu sudah dipotong dan dibersihkan," kata dia.
Pewarta: MR Denya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016