"Pelatihan cabang-cabang olahraga unggulan memang sebagian besar akan berkumpul di Mandala Krida sehingga kami fokus menyelesaikan renovasi tahun ini," kata Kepala Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY Eddy Wahyudi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu.
Menurut dia, cabang olahraga unggulan yang akan dilatih di stadion berkapasitas 25.000 penonton itu, antara lain voli pasir, panjat tebing, panahan, tenis lapangan, sepatu roda, basket, dan balap motor.
Eddy memperkirakan renovasi pada tahun anggaran 2016 akan selesai pada November 2016 atau maju sebulan dari target Desember 2016.
"Dengan demikian sarana itu, kami harapkan bisa segera difungsikan sebagai ladang mencetak medali emas pada masa yang akan datang," kata dia.
Akibat keterbatasan anggaran dan lahan yang dimiliki untuk sarana prasarana olahraga, katanya, maka BPO DIY terpaksa menetapkan skala prioritas dengan mengutamakan pembangunan sarana cabang olahraga unggulan dengan mengoptimalkan lahan di stadion itu. Semula stadion itu hanya berupa lapangan dan tempat parkir.
"Bahkan untuk cabang olahraga unggulan lainnya seperti balap sepeda kami belum memiliki sarana pelatihan yang memadai sehingga sementara masih berlatih di Solo, Jawa Tengah," kata dia.
Selain di Stadion Mandala Krida, katanya, untuk cabang olahraga lainnya Pemda DIY memfasilitasi sarana pelatihan yang tidak kalah memadai di Gedung Olahraga (GOR) Among Rogo, dan sarana prasarana olahraga lainnya yang disediakan pemerintah kabupaten/kota.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY GBPH Prabukusumo mengatakan meski sarana dan prasana masih terbatas, hampir keseluruhan pelatihan bagi atlet dari berbagai cabor menghadapi PON XIX terlaksana secara optimal.
Meski demikian, ia berharap Pemda DIY dapat meningkatkan alokasi anggaran bagi peningkatan kompetensi atlet. Untuk persiapan menghadapi PON XIX, KONI DIY telah mengajukan alokasi dana Rp49 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DIY, namun oleh Pemda DIY hanya disetujui Rp20 miliar.
Padahal, untuk mencetak prestasi yang gemilang, menurut Prabukusumo, memang membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menyiapkan berbagai sarana peralatan latihan dengan kualitas yang baik.
"Dengan kucuran dana dari APBD yang sangat minim sekali, kami harus berjuang mati-matian untuk mencapai target prestasi 15 medali emas," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016