Saat ini dokumen perubahan status dari IAIN menjadi UNI Sultan Thaha Jambi sedang dalam proses, dan tinggal menunggu ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo, katanya usai menjadi narasumber pada dialog publik yang diselenggarakan LPP RRI Jambi di Jambi, Kamis.
Bersamaan dengan IAIN Sultan Thaha Jambi, juga terdapat lima IAIN yang statusnya berubah menjadi UIN pada tahun 2016.
"Yang jelas, semua syarat untuk menjadi UIN itu sudah kita penuhi, di antaranya jumlah mahasiswanya sudah lebih dari 10 ribu orang, program studi, areal kampus dan tenaga pengajar (dosen)," kata Suaidi menambahkan.
Prodi yang ada saat ini sebanyak 25 dan jika menjadi UIN akan ditambah lagi sebanyak 16 prodi umum. Selain itu, IAIN Sultan Thaha Saifuddin kini juga telah memiliki lahan lebih 80 hektare yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jambi.
Suaidi Asyari menjelaskan dengan peralihan status itu pada November itu maka diharapkan Maret 2017, UIN Sultan Thaha Saifuddin sudah bisa menerima mahasiswa baru.
Di pihak lain, Wakil rektor menjelaskan setelah berubah status menjadi UIN dengan penambahan prodi baru maka konstribusi lembaga pendidikan ini nantinya akan mampu memberikan konstribusi lebih besar kepada daerah, termasuk pemerintah.
"Nanti kita memiliki prodi yang alumninya bisa mengisi peluang-peluang pekerjaan di Pemda, BUMN dan swasta lainnya, sebab UIN Sultan Thaha nantinya akan memiliki laboratorium yang lengkap atas bantuan Bank Pembangunan Islam," kata Suaidi Asyari menjelaskan.
Dengan berubahnya status dari IAIN menjadi UIN Sultan Thaha Saifuddin, maka kontribusinya akan lebih besar yang disumbangkan ke daerah ini, kata dia menambahkan.
Pewarta: Azhari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016