• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR minta penyelesaian Bendungan Tapin dipercepat

Menteri PUPR minta penyelesaian Bendungan Tapin dipercepat

4 Oktober 2016 15:47 WIB
Menteri PUPR minta penyelesaian Bendungan Tapin dipercepat
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/P003)
Tapin (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meminta penyelesaian pembangunan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, dipercepat dan diharapkan rampung awal 2019 mengingat keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sarana irigasi.

"Saya sudah diskusikan dengan konsultan serta dengan mengubah sedikit metode kerja maka bisa dipercepat menjadi awal 2019 dari rencana semula September 2019," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kepada pers di Tapin, Kalimantan Selatan, Selasa.

Hal tersebut disampaikan usai dirinya meninjau empat proyek pengairan, yaitu pembangunan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin dengan kontrak Rp896,9 miliar, dan jaringan Daerah Irigasi Amandit di Kabupaten Hulu Sungai dengan anggaran Rp96,7 miliar.

Juga pembangunan jaringan Daerah Irigasi Batang Alai di Kabupaten Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan anggaran Rp234,5 miliar, serta pembangunan jaringan Daerah Irigasi Pitap di Kabupaten Balangan dengan anggaran Rp265,5 miliar.

Menteri mengatakan, seluruh biaya pembangunan Bendungan Tapi sebesar Rp896,9 miliar menggunakan APBN.

Proses pembangunan bendungan yang sudah dimulai sembilan bulan yang lalu sampai saat ini sudah sesuai dengan rencana, bahkan mampu melampaui target yang sebelumnya ditetapkan.

Dia mencontohkan, untuk pembebasan lahan untuk pembangunan bendungan, semua sudah selesai dan warga tidak ada yang menolak.

"Termasuk rencana pemindahan sembilan makam juga sudah kita selesaikan," katanya.

Basuki mengatakan keberadaan bendungan Tapin adalah dalam rangka pembangunan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan, pengendalian banjir dan penyediaan air baku di Kabupaten Tapin.

"Mengingat begitu pentingnya bendungan ini maka penyelesaiannya harus bisa secepatnya," katanya.

Bendungan ini memiliki tipe Zona Inti Tegak dengan ketinggian 70 meter dan panjang 273 meter.

Menteri mengatakan, lokasi itu memiliki potensi air yang cukup banyak sehingga apabila tidak dimanfaatkan untuk pengairan akan menjadi sia-sia.

Apalagi, katanya, masyarakat di kabupaten tersebut banyak mengandalkan pertanian sehingga keberadaan bendungan juga bisa untuk ketahanan pangan provinsi itu.

Sungai Tapin terletak di Kabupaten Tapin memiliki luas daerah aliran sungai (DAS) 382 kilometer persegi dengan panjang sungai utama 37,48 kilometer.

Dengan pembangunan bendungan dan penerapan pola tanam yang ada, selain diharapkan dapat mengairi lahan pertanian seluas 5.472 hektare, juga diharapkan mensuplai keperluan air baku untuk penduduk, perikanan, pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga air.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016