"Festival Arakan Pengantin itu akan kami laksanakan, Minggu pukul 07.00 WIB, start mulai dari Museum Negeri menuju Masjid Raya Mujahidin," kata Hilfira Hamid di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan hingga saat ini jumlah peserta yang akan ikut sebanyak delapan kelompok yang berasal dari enam kecamatan se-Kota Pontianak, BUMD dan Sanggar Serumpun, serta ada 18 pasangan calon pengantin berasal dari enam kecamatan yang akan mengikuti nikah massal.
"Jadi, nanti peserta festival akan mulai berarak-arakan dari halaman Museum Negeri melalui Jalan Ahmad Yani menuju Masjid Raya Mujahidin," katanya.
Beberapa daerah serumpun dari provinsi-provinsi lain turut diundang, namun mereka tidak bisa mengikuti kegiatan ini lantaran keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah masing-masing.
Namun dari negeri tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, telah memberikan konfirmasi untuk hadir sebagai tamu undangan, katanya.
"Festival Arakan Pengantin ini merupakan upaya pelestarian adat istiadat yang menjadi tradisi dalam pernikahan khususnya pengantin Melayu Pontianak di tengah modernisasi," katanya.
Arak-arakan pengantin itu merupakan prosesi mengantar mempelai pria menuju ke rumah mempelai perempuan. "Karena ini bentuknya festival, sehingga diikutsertakan mempelai perempuannya dalam arakan pengantin supaya lebih menarik," kata dia.
Selain menyertakan kedua mempelai pengantin, orang tua dari kedua belah mempelai, pengiring-pengiringnya dilengkapi dengan barang-barang hantaran serta diiringi alunan musik baik itu berupa tar maupun tanjidor.
Adapun pengantin laki-laki mengenakan pakaian telok belanga, sedangkan perempuannya mengenakan baju kurung.
Pengiring-pengiring yang mengantar calon pengantin membawa berbagai perlengkapan dalam prosesi pernikahan adat Melayu.
Barang-barang hantaran isinya antara lain, jebah berisi sirih, pinang, kapur, tembakau, gambir dan bunga rampai. Selain itu, juga ada uang asap, perhiasan emas, pakaian, alat-alat dan bahan kecantikan, seperangkat perlengkapan tidur seperti selimut, seprei dan lainnya, seperangkat alat dan perlengkapan mandi, barang-barang kelontong serta seperangkat alat shalat.
Berbagai barang hantaran tadi dihiasi pokok telok, yaitu menyerupai pohon kecil dengan tangkai-tangkai yang masing-masing terdapat telur dan hiasan berwarna-warni.
Selain pokok telok, pokok manggar, yang tangkainya terbuat dari lidi dilapisi kertas warna-warni dan ditancapkan pada bagian batang pisang atau buah nanas yang sudah ditusuk tongkat kayu untuk ditancapkan di halaman rumah mempelai wanita.
"Semua barang dan perlengkapan barang hantaran ini dikemas semenarik mungkin," kata Hilfira.
Ia berharap, Festival Arakan Pengantin yang digelar rutin setiap tahun dalam memperingati hari jadi Kota Pontianak itu bisa menjadi daya tarik wisata dan mampu memikat minat wisatawan untuk melihat langsung bagaimana adat istiadat prosesi pernikahan dalam budaya Melayu Pontianak.
"Kita juga telah melakukan promosi dalam berbagai bentuk, baik itu media massa, website, bahkan kita juga tempatkan banner yang memberikan informasi terkait Festival Arakan Pengantin itu," katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016