"Pembajakan karya ibarat virus, lambat tapi pasti melumpuhkan syaraf inovasi dan kreatifitas," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pembajakan karya merupakan faktor yang paling merusak dan menghambat ekosistem ekonomi kreatif.
Marcella mengungkapkan bahwa pembajakan bukan hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga terkait dengan aspek moral dan etika yang mengancam nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.
Pemeran utama film Eliana, Eliana itu berharap keterlibatannya dalam Satgas Anti-Pembajakan Bekraf dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengapresiasi karya intelektual, serta mendorong penguatan penegakan hukum atas tindak kejahatan pelanggaran hak cipta yang sebagian besar dilakukan terhadap karya musik dan film.
Fungsi edukasi ini memberikan pemahaman kepada publik yang tidak paham, sekaligus menyentuh hati para pembajak untuk menyadarkan bahwa ada sanksi hukum yang mengharuskan kita mengapresiasi karya, tutur Marcella.
Istri pebalap nasional Ananda Mikola itu mengharapkan dukungan lebih dari pemerintah dalam penyediaan infrastruktur gedung bioskop terutama bagi masyarakat yang bermukim di lingkungan kabupaten.
Pasalnya, kurangnya fasilitas bioskop yang hanya berjumlah 1.117 layar di seluruh Indonesia, menjadi penyebab masyarakat lebih suka mengakses film dan musik melalui produk fisik bajakan atau situs daring ilegal.
Bioskop hanya ada di tingkat provinsi sementara masyarakat Indonesia yang tinggal di tingkat kabupaten juga ingin menikmati film dan musik tetapi tidak punya akses. Karena itu kemudian mereka mencari lewat gawai atau DVD ilegal, kata Pemeran Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2005 lewat film Brownies.
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016