"Sampai sekarang mobil tidak bisa lewat karena jalannya turun sekitar satu meteran," kata Kepala Desa Cirapuhan, Nandang Supendi kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan Desa Cirapuhan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumedang atau sebagai jalur alternatif yang biasa digunakan warga untuk menuju dua daerah itu.
Jalan ambles itu, kata dia, pertama kali diketahui warga, Jumat (14/10), yang diduga dampak dari pergerakan tanah melanda daerah itu.
"Sebelumnya turun hujan, kemudian terjadi pergerakan tanah," katanya.
Ia menuturkan kondisi jalan ambles di jalan tersebut mengancam keselamatan masyarakat saat berkendara melewati jalur itu.
Upaya mencegah terjadinya kecelakaan, kata dia, masyarakat menutup jalan ambles tersebut secara gotong royong.
"Warga sudah gotong royong untuk menutup sementara retakan tanah agar tidak membahayakan pengendara," katanya.
Ia menambahkan, pihak desa sudah melaporkan jalan ambles kepada Dinas Binamarga Kabupaten Garut dengan harapan dapat segera diperbaiki.
Dinas terkait sudah meninjau lokasi jalan ambles, dan menyampaikan upaya perbaikannya membutuhkan waktu tiga bulan lebih.
"Katanya (petugas dinas) butuh waktu lebih dari tiga bulan untuk memperbaikinya," kata Nandang.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016