• Beranda
  • Berita
  • Polres Pohuwato segera tetapkan tersangka pencurian kayu

Polres Pohuwato segera tetapkan tersangka pencurian kayu

18 Oktober 2016 19:27 WIB
Polres Pohuwato segera tetapkan tersangka pencurian kayu
Dokumentasi: Kerusakan Hutan Sulteng Sebuah kawasan hutan terlihat gundul dan gersang akibat pembalakan di Tambu, Balesang, Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (1/5/2016). (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Resor Pohuwato, Gorontalo, segera menetapkan tersangka dalam kasus dugaan pencurian kayu di areal Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan perkebunan sawit, PT Banyan Tumbuh Lestari (BTL), menyusul penangkapan dua pelakunya berinisial EP dan HM pada Kamis (13/10) pekan lalu.

"Kasus pencurian kayu masih dalam perkembangan. Dalam satu atau dua hari ini, kami akan menetapkan tersangka. Namun kami tidak mau gegabah dalam penetapannya," kata Kapolres Pohuwato, Ajun Komisaris Besar Agus Sutrisno, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa.

Sabtu pekan lalu, Kepolisian bersama Dinas Kehutanan telah meninjau lokasi pencurian kayu. Dari olah tempat kejadian perkara, Penyidik Tindak Pidana Tertentu Reserse Kriminal Polres Pohuwato, Brigadir Yobtan, mengatakan pencurian kayu memang dilakukan di areal perkebunan BTL.

"Kami sudah mencocokkan dengan peta dan GPS, hasilnya memang sesuai," ujar Yobtan.

Kemudian, Senin (17/10) penyidik juga sudah meminta keterangan TI, sang bos yang menyuruh EP dan HM untuk mengambil kayu di perkebunan sawit.

Selanjutnya, penyidik akan meminta keterangan dari ahli kehutanan. "Keterangan dari saksi ahli untuk menentukan pasal yang akan diberikan, apakah masuk dalam pencurian biasa atau Undang Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan," kata Yobtan.

Dikatakan, dari EP dan HM, kepolisian telah menyita sejumlah alat bukti, antara lain satu kubik kayu yang telah dipotong menjadi 10 lembar papan dan balok-balok kayu setinggi empat meter. EP dan HM merupakan warga asal Desa Lemito, Pohuwato. Keduanya diimingi bayaran sekitar Rp300 ribu per orang untuk memotong kayu.

Kepala Dinas Kehutanan, Pertambangan, dan Energi Provinsi Gorontalo, Husen Al Hasni, sebelumnya mengatakan wilayah Popayato merupakan kawasan yang paling marak dengan aksi pencurian kayu. "Kegiatan illegal logging masih banyak kami jumpai di Gorontalo. Di wilayah Popayato kegiatan illegal logging ini memang yang paling besar di antara kabupaten-kabupaten lainnya di Gorontalo," kata Husen.

Menurut Husen, pelaku illegal logging kini mulai merambah ke perkebunan sawit yang lahannya belum digunakan.

Dia menilai, pencurian kayu di kawasan tersebut merupakan pelanggaran hukum. Selain merusak hutan, pelaku juga mengancam penerimaan negara dari lokasi tersebut.

(E008/R010)

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016