"Visi kami adalah mendorong industri ini agar tidak mendapat gangguan signifikan. Saat ini kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih kecil," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Selasa.
Putu menyampaikan, kontribusi industri logam, yang di dalamnya termasuk smelter, memiliki potensi besar untuk berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, di mana kontribusinya saat ini baru mencapai 1,64 persen terhadap PDB.
Menurutnya, pembangunan industri smelter mampu menyerap ribuan tenaga kerja baru dan meningkatkan nilai tambah produk-produk logam nasional yang diekspor.
"Pembangunan industri smelter itu akan memunculkan jalan baru, pelabuhan baru, bahkan kota baru," pungkas Putu.
Untuk itu, lanjut Putu, pemerintah berupaya memberikan dukungan konkret terhadap pengembangan industri ini, di antaranya penurunan harga gas untuk meningkatkan daya saing.
Selain itu, pemerintah mengupayakan pemberian bunga pinjamam yang lebih kompetitif, sehingga mempercepat pengembalian investasi yang nantinya dapat digunakan untuk investasi kembali.
"Pemerintah juga akan berusaha memberikan insentif kepada investor baru maupun investor yang melakukan perluasan atau ekspansi melalui fasilitas tac holiday dan tax allowance," ungkap Putu.
Kendati pemberian insentif masih belum maksimal, Putu menyampaikan, Kemenperin akan terus berusaha agar pemberiannya dapat dirasakan investor yang sudah berinvestasi besar di Indonesia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016