• Beranda
  • Berita
  • RNI targetkan kelola 78.000 hektare kebun tebu 2020

RNI targetkan kelola 78.000 hektare kebun tebu 2020

26 Oktober 2016 12:58 WIB
RNI targetkan kelola 78.000 hektare kebun tebu 2020
Ilustrasi--Seorang pekerja menjalankan kereta lori untuk mengangkut tebu hasil panen di depan Pabrik Gula Krebet, Malang, Jawa Timur, Selasa (24/11). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menargetkan bisa mengelola lahan tebu seluas 78.000 hektare pada 2010, meningkat dibanding luas kebun tebu yang dikelola saat ini sekitar 55.000 hektare.

"Peningkatan luas lahan tebu sejalan dengan program pencanangan target swasembada gula tahun 2019 dengan produksi sekitar tiga juta ton," kata Direktur Utama RNI Didiek Prasetyo di sela penandatanganan nota kesepahaman tentang pemanfaatan kawasan hutan untuk budidaya tebu di Jakarta, Rabu.

Badan usaha milik negara RNI, PTPN III dan Perum Perhutani melakukan sinergi untuk meningkatkan produksi gula perusahaan negara.

Didik mengatakan saat ini RNI memiliki tujuh pabrik gula dan lahan tebu seluas 55.000 hektare.

Dalam kerja sama dengan dua badan usaha milik negara yang lain, RNI akan menanam tebu di lahan 20.000 hektare yang disediakan oleh Perhutani di KPH Indramayu, KPH Majalengka, serta KPH Semarang.

Ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu dengan pola agroforestry, yang meliputi pengelolaan bibit, pengangkutan hasil, serta peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu.

Kerja sama juga meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu, penyediaan tenaga ahli budidaya tebu serta penyediaan dan pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerja sama budidaya tanaman tebu dengan kredit sindikasi.

Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan ke depannya dengan pola agroforestry Perhutani akan mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan dan ternak (silvopasture) atau ikan (silvofishery).

"Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare, ke depan kita akan lebih fokus ke pola agroforestry dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini, kita menerapkan sistem tebang dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektare yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan," ujar Denaldy.

Selama ini, untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016