• Beranda
  • Berita
  • Institut Al-Azhar kutuk serangan rudal Al-Houthi ke Makkah

Institut Al-Azhar kutuk serangan rudal Al-Houthi ke Makkah

30 Oktober 2016 11:39 WIB
Institut Al-Azhar kutuk serangan rudal Al-Houthi ke Makkah
Pendukung Houthi membawa misil mainan dan senjata mereka sambil menyerukan seruan dalam aksi demo menentang PBB di Sanaa, Yaman, Minggu (5/7/15). Ratusan pendukung pemberontak Houthi dukungan Iran ini memadati jalan di ibukota Yaman hari Minggu untuk memprotes PBB dan sekutu Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diasingkan. (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)
Kairo (ANTARA News) - Institut Al-Azhar, lembaga tinggi dunia bagi pendidikan Islam Sunni di Mesir, pada Sabtu (29/10) mengutuk dugaan serangan rudal gerilyawan Al-Houthi yang ditujukan ke Kota Suci Makkah di Arab Saudi.

"Ini adalah tindakan keji, pelanggaran serius yang tak pernah terjadi sebelumnya dan tantangan yang membuat geram oleh mereka yang memiliki agenda sektarian dan berusaha menguasai Dunia Arab," kata Imam Besar Al-Azhar Ahmed At-Tayyib di dalam satu pernyataan, lapor Xinhua/OANA..

Ia menggambarkan penembakan rudal balistik ke arah Makkah, kota paling suci buat umat Muslim, sebagai agresi terhadap semua prinsip agama, moral dan kemanusiaan, demikian laporan Xinhua.

Koalisi pimpinan Arab Saud pada Kamis (27/10) menyatakan pasukannya mencegat satu rudal balistik yang terbang ke arah Makkah dari Yaman, dan menuduh petempur Al-Houthi menembakkan rudal itu.

Namun juru bicara militer Al-Houthi membantah tuduhan tersebut pada Jumat, dan mengatakan rudal itu ditujukan ke satu pelabuhan Arab Saudi di Kota Laut Tengah, Jeddah.

Situasi di Yaman telah memburuk sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara anggota kelompok Syiah Al-Houthi --yang didukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh-- dan pemerintah, yang didukung oleh koalisi militer Arab pimpinan Arab Saudi.

Pasukan Saleh dan Al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman Utara, sedangkan pasukan pemerintah menguasai sisa wilayah negeri tersebut, termasuk tujuh provinsi di Yaman Selatan.

Berbagai lembaga kemanusiaan menyatakan perang saudara itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, melukai 35.000 orang lagi dan membuat dua juta orang kehilangan tempat tinggal.

Gencatan senjata 72-jam yang diperantarai PBB antara Al-Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi diberlakukan dua pekan lalu, tapi koalisi tersebut menuduh anggota Al-Houthi melanggarnya tak lama setelah gencatan senjata itu diberlakukan.
(Uu.C003)


Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016