Ketua Satgas Perlindungan TKI KJRI Kota Kinabalu, Hadi kepada Antara di Nunukan, Minggu menerangkan sekitar 7.000 WNI yang menjadi TKI di Negeri Sabah bekerja pada majikan warga negara Malaysia sebagai nelayan.
"Sekitar 7.000 WNI yang bekerja di Sabah ini sebagai nelayan dengan majikan warga negara Malaysia," kata dia melalui pesan singkatnya menanggapi penculikan yang dialami TKI oleh kelompok bersenjata Filipina di perairan Malaysia.
Hadi mengungkapkan, sebagian besar nelayan tersebut berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara dengan membawa seluruh keluarganya ke negara itu.
Keberadaan WNI asal Kabupaten Buton menjadi nelayan di Malaysia sudah berlangsung sejak lima tahun lalu yang kemungkinan direkrut khusus dari segi pengalamannya menangkap ikan.
Ribuan TKI menjadi nelayan menyadari keselamatan jiwanya di Negeri Sabah akibat maraknya penculikan oleh kelompok tak dikenal namun tidak ada pilihan lain menafkahi anak dan istrinya.
Hanya saja, WNI tersebut mengaku merantau menjadi TKI akibat tidak memiliki perahu dan perlengkapan alat tangkap ikan di kampung halamannya, ungkap Hadi.
Makanya, ribuan WNI di Negeri Sabah ini bersedia pulang ke kampung halaman jika pemerintah Indonesia menyediakan alat tangkap ikan karena hanya memiliki kemampuan menjadi nelayan.
(KR-MRN/M019)
Pewarta: M Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016