Cuaca buruk ganggu pelayaran Sabang

6 November 2016 23:40 WIB
Cuaca buruk ganggu pelayaran Sabang
Dokumentasi: Nelayan tradisional menerobos gelombang saat akan melabuh pukat jaring di perairan laut Selat Malaka kawasan Ulee Jalan, Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Selasa (12/7/2016). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Sabang, Aceh (ANTARA News) - Pelayaran Sabang-Banda Aceh dan sebaliknya pada Minggu sempat terganggu karena cuaca buruk yang melanda perairan tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Sabang Irawadi di Sabang, Minggu, menyampaikan, dampak dari cuaca buruk yang melanda perairan Sabang dan sekitarnya mengganggu jadwal pelayaran dari Banda Aceh-Sabang dan sebaliknya.

"Pagi tadi kapal cepat tidak berlayar dari Banda Aceh-Sabang dan sore ini dari Sabang-Banda Aceh tidak berlayar karena cuaca buruk," katanya.

Dampak dari cuaca buruk tersebut terganggunya jadwal pelayaran kapal cepat Express Bahari, sementara KMP Tanjung Burang tetap berlayar sebagaimana biasanya.

Kepala Stasiun BMKG Kota Sabang Siswanto memprakirakan, cuaca di perairan Sabang dan sekitarnya berpotensi terhadap gelombang tinggi. Pihaknya mengimbau kepada pengguna jasa pelayaran dan masyarakat nelayan untuk lebih berhati-hati cuaca buruk tersebut.

Prakiraan cuaca di perairan Sabang berpotensi tinggi gelombang laut mencapai 3,5 meter. "Untuk itu diimbau kepada pengguna jasa transportasi pelayaran maupun nelayan lebih meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Dia mengingatkan kepada pihak pelayaran untuk tidak berlayar jika cuaca buruk. Begitu juga dengan masyarakat nelayan.

"Biasanya gelombang di perairan Sabang 1-1,5 meter, sementara gelombang diatas itu perlu ditingkatkan kewaspadaannya untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.

Jadwal pelayaran kapal cepat (Express Bahari F2) dipercepat satu jam dari jadwal sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari cuaca buruk yang melanda perairan Sabang di jalur pelayaran Selat Benggala antara Banda Aceh-Sabang.

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016