• Beranda
  • Berita
  • Ribuan orang pawai perayaan Perang Dunia II di Moskow

Ribuan orang pawai perayaan Perang Dunia II di Moskow

7 November 2016 23:32 WIB
Ribuan orang pawai perayaan Perang Dunia II di Moskow
Peringatan Perang Dunia II Presiden Tiongkok Xi Jinping (tengah) dan istrinya Peng Liyuan, Presiden Rusia Vladimir Putin (sepuluh kiri), Sekjen PBB Ban Ki Moon (delapan kiri) berfoto bersama dengan sejumlah kepala negara dan utusan disela acara peringatan 70 Tahun berakhirnya Perang Dunia II sekaligus kemenangan Tiongkok atas Jepang pada masa itu di Lapangan Tiananmen, Beijing, Kamis (3/9/2015). Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menjadi utusan khusus Pemerintah RI dalam peringatan tersebut. (ANTARA FOTO/Humas Menko PMK) ()
Moskow (ANTARA News) - Ribuan anggota angkatan bersenjata Rusia mengikuti pawai mengenakan seragam bersejarah melewati Lapangan Merah Moskow pada Senin untuk memperingati 75 tahun parade ketika pasukan Soviet menuju garis depan Perang Dunia II pada 1941.

Bersama dengan tank dan kibaran bendera, prajurit berseragam model tahun 1941, mengikuti parade bersejarah tersebut dan ditonton sejumlah veteran Perang Dunia II.

Kantor berita Rusia TASS mengatakan sekitar 5.000 orang ikut dalam pawai tersebut.

Veteran Perang Dunia II, Ivan Bushmin, 89 tahun, datang ke Lapangan Merah untuk mengingat kembali perjalanannya pada parade militer 1941.

"Parade kala itu istimewa. Kami langsung menuju garis depan seusai parade tersebut," katanya menceritakan.

Pada saat peperangan, pasukan Jerman -yang menyerang- berada pada jarak hanya belasan kilometer di sisi barat dan parade tersebut adalah bagian dari pertahanan akhir, yang sukses dan sengit, dari Uni Soviet untuk menjaga ibu kota (Moskow).

Sementara itu, Pavel, 86 tahun, yang menonton pawai milityer melalui pusat Moskow mengatakan kegiatan tersebut merupakan pengingat bagi generasi muda terhadap perang.

"Mengapa kita melakukan ini? Agar mereka mengingat ayah atau kakek dalam mempertahankan tanah air dari fasis Jerman, yang menyerang negeri kita dengan licik," katanya dilansir Reuters.

(R029)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016