Menlu RI menegaskan, apabila masih terjadi penganiayaan terhadap warga negara Indonesia (WNI) khususnya yang bekerja sebagai nelayan maka dirinya yang pertama memprotes.
"Saya adalah orang pertama yang akan protes jika masih ada nelayan Indonesia yang teraniaya di Sabah," ujar Retno Marsudi melalui pesan singkat Ketua Satgas Perindungan WNI Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Hadi Syarifuddin kepada ANTARA di Nunukan, Kaltara, Selasa.
Pada saat pertemuan dengan Asosiasi Majikan Nelayan Sabah di Pelabuhan Nelayan Sandaka, Menlu RI juga menyatakan agar tidak main-main dengan keselamatan nyawa WNI yang dipekerjakan sebagai nelayan.
Pernyataan keras juga dilontarkan Retno Marsudi bahwa pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam apabila ada warganya yang terluka atau bahkan terbunuh. "Ingat itu," tegas dia.
Menlu Indonesia menemui nelayan asal indonesia di Sandakan Negeri Sabah pada Selasa puku 14.30-16.00 waktu setempat dilanjutkan di Kantor Asosiasi Majikan Nelayan Sabah berpesan keras kepada majikan di negara itu agar memperhatikan keselamatan dan keamanan WNI yang dipekerjakannya.
Menlu Indonesia juga memerintahkan kepada KJRI Kota Kinabalu untuk mengerahkan seluruh jalur yang dimiliki untuk membantu menjaga keselamatan dan keamanan nelayan Indonesia di wilayah kerjanya.
Pewarta: M Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016