"Sebaiknya (pembelajaran Bahasa dan Aksara Jawa) dapat dikembangkan melalui sarana ICT (teknologi informasi dan komunikasi) yang memang identik dengan kemajuan zaman," kata Sultan saat membuka Kongres Bahasa Jawa VI di Yogyakarta, Selasa malam.
Menurut Sultan, hanya dengan sarana teknologi informasi dan komunikasi itulah pengajaran Bahasa, Aksara, serta Budaya Jawa dapat bertahan di tengah tantangan zaman baik yang bersifat lokal, nasional, bahkan internasional serta mudah diterima oleh generasi muda.
Selain itu, menurut Sultan, Bahasa dan Sastra Jawa menyimpan pengetahuan yang luhur. Pengetahuan itu dapat diurai dan dijelaskan dengan memasukkan ke dalam kurikulum dasar pendidikan.
Untuk melestarikan budaya, aksara dan bahasa Jawa secara optimal, menurut dia, diperlukan keseriusan yang diimplementasikan ke dalam perilaku mulai dari olah cipta, olah rasa dan karya.
Sultan berharap Kongres Bahasa Jawa VI yang akan berlangsung 8-12 November di Yogyakarta dapat menjadi sarana meneguhkan niat dan tekad melestarikan kebudayaan Jawa sebagai salah satu budaya nasional.
Kongres Bahasa Jawa merupakan kegiatan rutin lima tahunan yang membahas mengenai Bahasa dan Budaya Jawa yang diselenggarakan oleh pemerintah tiga provinsi di Pulau Jawa secara bergantian, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara yang juga akan dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi itu diikuti sekitar 500 peserta yang terdiri atas praktisi budaya Jawa, birokrat, akademisi dan masyarakat pencinta Budaya Jawa serta undangan khusus baik dari dalam maupun luar negeri.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016