Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 25 orang warga di Kelurahan Kayu Manis, Kota Bogor, Jawa Barat terjangkit virus cikungunya yang terdiri dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.Apalagi ini musim penghujan, biasanya kebanyakan kasus demam berdarah dengue, tapi ada juga cikungunya."
Petugas Puskesmas Kayu Manis Dini Lestari mengatakan informasi adanya warga yang terserang Cikungunya berawal dari salah satu pasien yang berobat ke puskesmas.
"Senin kemarin ada satu pasien yang berobat, menunjukkan gejala, deman, badan merah-merah, meriang dan sulit beraktifitas karena persedian sakit, ini merupakan gejala Cikungunya," kata Dini di Bogor, Rabu.
Pasien tersebut bernama, Kustiah (50) warga RT 02/ RW 07, Kelurahan Kayumanis. Kondisi saat dibawa panas tinggi dan sulit beraktivitas, termasuk pergi ke toilet jongkok, ia hanya bisa menggunakan toilet duduk.
Mengetahui adanya pasien Cikungunya yang berobat, Puskesmas Kayumanis melakukan tindakan cepat untuk mendeteksi apakah ada warga lainnya yang terjangkit karena cikungunya menyerang secara berjamaah atau satu kluster.
"Karena kalau satu orang ada yang terjangkit, sudah dipastikan yang lain pasti ada juga terjangkit. Karena vektor penularan adalah nyamuk yang pasti menularkan ke lingkungan sekitar," katanya.
Selang sehari berikutnya, Selasa (8/11) tim dan petugas survei Puskesmas Kayumanis mendatangi tempat tinggal pasien Cikungunya dan melakukan survei lapangan.
Dari hasil survei di lapangan tersebut diketahui ada 25 warga yang mengalami gejala sama dengan pasien positif Cikungunya.
"Kami juga melakukan pemantauan lingkungan, ditemukan banyak jentik nyamuk. Lingkungan sekitar tempat tinggal warga tidak bersih, banyak sampah dan tempat penampungan air," katanya.
Tim survei menemukan banyak jentik nyamuk dari bak mandi tidak terpakai, bekas kolam ikan, ember penampungan air, serta dari sarang burung.
Lokasi pemukiman warga juga berada di semak-semak, dan tidak terdapat sumber air yang banyak. Warga menggunakan kamar mandi umum.
"Memang lokasi pemukiman warga tergolong kumuh, lingkungan tidak bersih, banyak tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk," katanya.
Menurut Dini, saat ini kondisi warga yang terjangkit Cikungunya sudah beraksur baik, beberapa sudah ada yang berobat ke fasilitas kesehatan swasta, sehingga dapat tertangani.
"Jumat ini kami akan ke lokasi melakukan Jumat Bersih, membersihkan lingkungan sekitar untuk memberantas sarang nyamuk," katanya.
Sementara itu, dokter Puskesmas Kayumanis dr Karunia mengatakan, lingkungan tidak bersih bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit Cikungunya karena ditularkan oleh nyamuk yang banyak hidup pada air tergenang.
"Apalagi ini musim penghujan, biasanya kebanyakan kasus demam berdarah dengue, tapi ada juga cikungunya," katanya.
Ia mengatakan pasien cikungunya mengalami gejala demam, panas tinggi, dan bintik-bintik merah pada tubuh, persendian terasa nyeri hingga tidak bisa bergerak.
Pasien akan mengalami sulit bergerak selama beberapa waktu, hingga virus hilang dari tubuhnya, kadang dalam waktu tiga hari bisa sembuh jika segera diobati, ada juga yang hingga dua bulan, bahkan bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan.
"Tergantung daya tahan tubuh masing-masing orang, kalau daya tubuh kurang, pasien yang terjangkit akan mudah sekali terserang, jika kuat, tidak mudah virus menyerang," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016