Jakarta (ANTARA ) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mencurigai kemungkinan ada pemufakatan jahat di balik penyanderaan WNI yang berulang kali terjadi.... sudah saya ingatkan tiga kemarin itu jangan lagi cari ikan di sana, tempat kita khan yang lain banyak. Kenapa kok di situ sich? Jangan-jangan ada kong-kalikong (pemufakatan jahat) nich...
"Gak benar, sudah saya ingatkan tiga kemarin itu jangan lagi cari ikan di sana, tempat kita khan yang lain banyak. Kenapa kok di situ sich? Jangan-jangan ada kong-kalikong (pemufakatan jahat) nich," ujarnya, Jakarta, Jumat.
Ryacudu mengatakan kecurigaan itu muncul karena meski sudah ada pemberitaan tentang WNI yang disandera dan imbauan untuk berhati-hati melaut tetap saja terjadi aksi penculikan.
"Kalau mungkin, khan berkali-kali ke sana khan curiga saya dong. Orang di sana sudah pasti disandera kok ke sana ke sana," tuturnya.
Terkait penyanderaan WNI, pemerintah pasti akan membela warganya dan berusaha untuk menyelamatkan warga yang disandera.
"(Pemerintah) Pasti membela, tapi dongkol juga tuh, itu-itu aja kok. Lo jangan ke situ, ketiban batu ke situ biarin kepala lo ketiban batu kepala lo bagaimana? Kita yang ngobatinnya khan, begitu. Jewer aja," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri mengimbau para WNI berprofesi pelaut di perairan Sabah, Malaysia tidak melaut hingga kondisi kondusif, usai penculikan terhadap dua orang kapten kapal di kawasan tersebut.
Dua WNI diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.
Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F. Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Pewarta: Martha Simanjuntak
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016