Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan, Bambang Sujatmiko di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa selama sepekan terakhir ini, sejumlah wilayah di daerah ini sudah terjadi tujuh kali bencana, seperti longsor.
"Oleh karenanya, kami menetapkan siaga bencana alam sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana susulan, apalagi curah hujan masih relatif tinggi melanda wilayah bagian atas," katanya.
Ia mengatakan pemkab bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, Pelang Merah Indonesia (PMI), Tagana, Bagana, Resque 99, Satuan Polisi Pamong Praja, dan perlindungan masyarakat (Linmas) siaga di sejumlah wilayah rawan bencana.
"Sekitar 750 personel, kami siagakan di sejumlah wilayah rawan bencana alam. Tim siap siaga bencana ini siap terjun saat terjadi kondisi darurat," katanya.
Menurut dia, pemkab juga telah menyiapkan peralatan dan logistik, serta melakukan sosialisasi dan pelatihan kewaspadaan bencana pada masyarakat khususnya yang berada di daerah rawan.
"Kami sudah sosialisasi pada masyarakat agar dapat melakukan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana," katanya.
Ia mengatakan pada 2016, pemkab melalui anggaran tidak terduga telah mengalokasikan dana Rp3 miliar untuk penanggulangan bencana.
"Akan tetapi, kami tetap mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan guna menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.
Ia menambahkan di beberapa wilayah yang sudah terjadi longsor, yaitu jalan Utama Kajen-Kandangserang, Desa Tajur Kecamatan Kandangserang, jalan akses Desa Batursari Kecamatan Talun, jalan raya Karanganyar-Lebakbarang, Desa Bodas, Desa Tlogohendro, dan Yosorejo Kecamatan Petungkriyono.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016