Gorontalo (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhamad Nasir meluncurkan aplikasi "Cegah Pungli" yang dikembangkan Pusat Studi Kebijakan dan Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Negeri Gorontalo untuk lingkungan setempat.Sesuai penegasan Presiden Jokowi, kita harus segera membasmi pungli yang telah menggejala di seluruh elemen."
Nasir di Gorontalo, Kamis menegaskan, pihaknya tidak akan main-main dengan pungli atau pungutan liar di lingkungan kementeriannya, termasuk perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
"Sesuai penegasan Presiden Jokowi, kita harus segera membasmi pungli yang telah menggejala di seluruh elemen," katanya.
PUKAT UNG mengembangkan aplikasi Cegah Pungli sebagai komitmen terhadap pemberantasan korupsi di lingkungan perguruan tinggi di Gorontalo.
Direktur PUKAT UNG Funco Tanipu mengatakan pungli biasanya mulai dari hal-hal kecil hingga paling besar.
"Di Universitas sangat banyak pungli, yang semuanya di luar aturan," ungkapnya.
Aplikasi berbasis android dan web itu kini bisa didonwload di Play Store.
Pembuatan aplikasi ini juga bekerja sama dengan dosen dan praktisi UNG yakni Arbyn Dungga dan Salahudin Olii.
Pada aplikasi ini, masyarakat atau mahasiswa dapat melaporkan dugaan dan praktik pungli yang terjadi di sekitarnya, kemudian PUKAT UNG yang akan menindaklanjuti berdasarkan fakta dan bukti yang disertakan dalam pelaporan.
"Ke depan, PUKAT UNG akan menggandeng pihak Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan Ombudsman dalam pencegahan serta pemberantasan korupsi termasuk pungli di Gorontalo dan Sulawesi," tambahnya.
Menurutnya hingga hari ini tingkat korupsi di Indonesia sangat tinggi, dan tindakan aktif masyarakat dapat mencegah serta membasminya.
Pewarta: Debby Mano
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016