Italia selamatkan 1.400an migran di laut tengah

22 November 2016 23:29 WIB
Italia selamatkan 1.400an migran di laut tengah
Dokumentasi : Seorang pengungsi Suriah membawa bayi menggunakan pelampung dan berenang menuju pantai setelah perahu karet yang mereka naiki kempes 100 meter dari pantai pulau Lesbos, Yunani, Minggu (13/9/15). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Rom (ANTARA News) - Penjaga pantai Italia, sampai pada Selasa, berhasil menyelamatkan sekitar 1.400 migran, yang menyesaki 11 perahu dari Libya, yang tengah menyeberangi Laut Tengah menuju Eropa.

Regu penyelamat juga menemukan sedikitnya delapan mayat. Kapal penjaga pantai Italia, Diciotti, mengambil tujuh mayat dari sebuah perahu karet, sementara satu lainnya ditemukan oleh Topaz, kapal milik organisasi kemanusiaan Migrant Offshore Aid Station (MOAS).

Penjaga pantai Italia mengkoordinasikan upaya-upaya penyelamatan para migran dari perairan Libya. Mereka mengirim sejumlah helikopter yang mengangkat tiga pendatang yang membutuhkan perawatan rumah sakit dengan segera, kata seorang juru bicara penjaga pantai Italia.

Salah satu di antara mereka harus dievakuasi karena mengalami serangan jantung, sementara dua lainnya menderita radang paru-paru parah, kata juru bicara itu.

Kapal penyelamat lainnya, Vos Hestia, milik organisasi kemanusiaan internasional Save the Children, juga terlibat. Mereka menyelamatkan lebih dari 400 orang dari sebuah perahu kayu pada malam hari, demikian Save the Children menyatakan dalam akun Twitter resmi mereka.

Angka kematian di Laut Tengah -- jalur penyebarangan migran menuju Eropa yang paling berbahaya di dunia -- diperkirakan telah mencapai 4.655 sepanjang tahun ini, atau meningkat lebih dari 1.000 pada tahun sebelumnya, demikian data dari International Organization for Migration.

Lebih dari 168.000 migran telah berhasil mencapai Italia pada tahun ini dengan menggunakan perahu, melampaui angka 154.000 pada tahun lalu dan hampir menyamai rekor tahun 2014 saat jumlah migran mencapai 170.000.

Italia kini harus menanggung sebagian besar kedatangan migran sejak penerapan kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki pada Maret lalu, yang bertujuan untuk menghentikan arus pendatang menuju Yunani.

Karena jalur dari Yunani sudah ditutup itulah, maka Italia menjadi tujuan utama para migran dari Afrika Utara dan Timur Tengah, demikian Reuters.

(Uu.G005)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016