Juru bicara Koalisi, Mirza di Palu, Kamis, mengatakan bahwa isu kebhinekaan meruapakan hal yang penting saat ini, karena menyangkut persoalan bangsa dan Negara.
Kata dia, demokrasi dengan bahasa budaya adalah Bhineka Tunggal Ika, yang tak hanya menjadi slogan pergerakan, persatuan dan perjuangan, tetapi telah menjadi satu pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
Bagi Koalisi kata dia, negeri ini membutuhkan kesadaran kolektif, bukan hanya memuliakan pancasila dengan kata, mengagungkan dengan tulisan tetapi menghianatinya dengan tindakan.
"Dengan ini kami kelompok Cipayung Plus menyatakan sikap dan merealisasikannya dalam bentuk tindakan," ungkapnya dalam jumpa pers di sekertariat Aliansi Jurnalis Independen.
Empat sikap itu kata dia, merawat kebhinekaan dengan kesadran kolektif, yang pro toleransi berlandaskan pancasila, sebagai ideologi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Merajut kebersamaan, dan tidak henti-hentinya meneriakan dan meyatukan konsolidasi pergerakan, persatuan serta perjuangan semua element anak bangsa.
Menjaga NKRI dari upaya provokatif dan percaturan politik identitas yang kontra kemajemukan.
Serta melakukan penekanan terhadap kebijakan negara, yang tidak berpihak pada keberadaan kaum miskin dan buruh di Indonesia.
Sembilan organisasi itu yakni Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Tengah dengak ketua Siddiq Djatola, Persatuan Mahasiswa Kristen Republik Indoneisa (PEMKRI) Cabang Palu Ignatius, Gerakan Mahasiswa Kristen Indoensia (GMKI) cabang Palu Stenly Reihaldo.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Palu Ryan Hidayat, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Sulteng Syarif Harun, Liga Nasional Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND) cabang Palu Mirza.
Selanjutnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulteng Amar, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) cabang Palu Sudarsono dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) cabang Palu I Wayan Arthanayasa.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016