Hal tersebut terjadi setelah empat bulan Didi Chuxing mengakuisisi Uber sejak Agustus lalu dan menjadikan Uber menjadi penyedia layanan transportasi nomor satu di China dengan 15 juta pengemudi dan 400 juta pengguna.
Wang mengatakan, aplikasi Uber China akan diutup pada 27 November dan pengguna didesak untuk pindah ke aplikasi baru yang segera diperkenalkan November ini.
Warga asing yang memiliki akun Uber juga perlu mengunduh aplikasi baru tersebut jika mereka ingin menggunakan layanan Uber di China.
Aplikasi ini memiliki desain dan fungsi yang sama, namun kategori penggunaan kendaraan mewah, yang sebelumnya bernama Uber Black, dihilangkan.
Perusahaan ingin fokus melayani panggilan layanan kendaraan untuk kelas menengah dan menengah bawah bernama People's Uber dan Uber X.
Wang mengatakan, aplikasi baru tersebut memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan jasa 15 juta pengemudi Uber.
"Uber China belum berhenti di pasar China. Masih ada, dan klien masih dapat menggunakan layanan ini," kata Wang dikutip Xinhua.
Diketahui, Uber adalah salah satu dari sedikit perusahaan teknologi asing yang mampu bersaing di pasar domestik China.
Uber berhasil diterima oleh pasar menengah di China, salah satu alasannya adalah karena harga yang bersaing.
Selama bertahun-tahun perusahaan terus berinovasi memperluas layanannya, seperti berbagi tumpangan, jasa pengemudi, penyewaan mobil dan menjadi solusi transportasi perusahaan.
Perusahaan ini bernilai 35 miliar dollar AS setelah merger.
Didi juga bermitra dengan perusahaan penyewaan mobil Amerika Serikat Avis Budget Group pada bulan November, di mana pelanggan dapat menyewa mobil dari sekitar 10.000 kendaraan milik Avis di lebih dari 170 wilayah dan negara.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016