"Saya sebelum jadi menteri dan setelah menjadi menteri sudah mengetahui pelaut-pelaut asal Bugis-Makassar dan itu sampai ke negara-negara tetangga," ujarnya di hadapan Presiden Joko Widodo pada peresmian Pelabuhan Perikanan Untia Makassar, Sabtu.
Susi mengatakan, pelaut Bugis-Makassar mampu mengarungi samudera dengan hanya mengandalkan perahu seadanya, walaupun melaut berhari-hari lamanya.
Namun, terkenalnya para pelaut Sulawesi Selatan itu lebih banyak negatifnya karena bahkan di beberapa negara seperti Australia kerap didapati pelaut ini mencari ikan dengan cara-cara instan.
"Terkenalnya mereka itu karena gigih dalam mencari ikan sampai ke luar negeri dengan perahu seadanya. Beberapa kali saya dapati pelaut Sulawesi itu ditangkap oleh Australia karena menggunakan bahan terlarang," katanya.
Meskipun Indonesia maupun negara lainnya mengenal pelaut Bugis-Makassar ini dengan cara-cara seperti itu, Susi tetap mengakui kehebatan mereka yang mampu melaut dengan gigih.
"Kemana-mana saya ketika ngobrol sama penduduk setempat selalu bilang pelaut Bugis dan Makassar. Saya di Raja Ampat, Papua juga mereka bilang pelaut Sulawesi," ungkapnya.
Karenanya, ia berharap besar kepada para pelaut asal Sulsel ini agar bisa mencari ikan dengan cara-cara ramah lingkungan yang tidak bertentangan dengan undang-undang.
"Itulah saya ada di sini memberikan bantuan kapal, membantu mempercepat pembangunan kemaritiman dan mengasuransikan nelayan tidak lain supaya kalian semua bisa mencari ikan tanpa membius dan mengebom ikan," jelasnya.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016