Banjir di hilir Jatim lebih lambat surut

30 November 2016 14:47 WIB
Banjir di hilir Jatim lebih lambat surut
Dua pekerja menyeret tanaman padi di genangan air di Desa Karangtinoto, Rengel, Tuban, Jawa Timur, saat banjir menggenangi daerah itu. (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo) ()
Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Jawa Timur menyatakan banjir akibat meluapnya Bengawan Solo di daerah hilir lebih lambat surut karena terpengaruh air laut pasang.

"Genangan banjir luapan Bengawan Solo di hilir mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, sulit surut dengan cepat karena bersamaan dengan air laut pasang," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro, Rabu.

Ia mencontohkan, sehari lalu air laut di muara Bengawan Solo di Sembayat, Gresik, pasang sejak pukul 18.00 WIB sampai pukul 22.40 WIB.

"Akibat air laut pasang ya surutnya luapan Bengawan Solo di Bojonegoro juga daerah hilir di Jawa Timur, melambat," jelas dia.

Namun, menurut dia, sekarang ini air laut sudah tidak pasang sehingga surutnya air banjir luapan Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, sudah normal.

Hanya saja, lanjut dia, secara bersamaan Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, juga meluap karena masuknya air dari Ponorogo dan Madiun sehingga daerah itu dinyatakan siaga banjir.

Bahkan, lanjut dia, banjir luapan Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang sempat masuk siaga merah sekarang ini airnya juga mulai merambah Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi.

"Air banjir Bengawan Solo dari hulu, Jawa Tengah, mulai masuk Ndungus, Ngawi, pagi tadi," jelas dia.

Oleh karena itu, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan terus merangkak naik, meskipun surutnya air Bengawan Solo di muara sudah normal termasuk yang keluar melalui Sudetan Plangwot-Sedayulawas, Lamongan.

Ia memperkirakan debit banjir di Ngawi, akan meningkatkan debit banjir Bengawan Solo di Bojonegoro, sehari lagi.

"Kami mewaspadai air laut pasang, sebab terjadinya air laut pasang tidak mesti purnama. Tapi kalau purnama justru menjadi puncak air laut pasang yang akan menghambat surutnya air banjir Bengawan Solo," kata dia.

Hal senada disampaikan Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo yang menyebutkan tim penanggulangan bencana di daerah hilir Jawa Timur, harus meningkatkan kewaspadaan kalau purnama.

Data di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro 14,79 meter (siaga kuning), Rabu pukul 13.00 WIB.

Di hilir Babat, Laren, Karanggeneng, Kuro, Lamongan, dalam waktu bersamaan masing-masing 8,37 meter (merah), 5,93 meter (merah), 4,54 meter (merah), dan 2,37 meter (kuning)."Posisi air di hilir Jawa Timur, masih terus naik," jelas Budi menegaskan.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016