Purwakarta (ANTARA News) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta maaf atas postingan foto dirinya memegang paha seorang pelajar saat ditegur karena menggunakan celana sobek-sobek di akun media sosial pribadinya menyusul adanya komentar "miring" dari netizen.Saya hanya tunjukan bagian yang tidak sesuai itu, tujuannya untuk pendidikan. Tetapi apabila langkah saya memberikan pendidikan itu dianggap keliru, saya meminta maaf dan saya akan hapus postingan itu."
"Saya hanya tunjukan yang tidak sesuai (berjilbab tapi menggunakan celana sobek), tujuannya untuk pendidikan. Tapi jika langkah saya memberikan pendidikan itu dianggap keliru, saya memohon maaf dan saya akan hapus postingan itu," kata bupati dalam siaran persnya, di Purwakarta, Rabu.
Dedi pada Selasa (29/11) mengunggah postingan tentang tegurannya kepada salah seorang pelajar SMP di Purwakarta yang diketahui mengendarai kendaraan bermotor tanpa menggunakan helm dan dilengkapi surat-surat resmi.
Posting yang diunggah pada akun twitter resmi miliknya, @DediMulyadi71 sekitar pukul 20.00 WIB tersebut mengundang beragam komentar dari para pengguna twitter.
Komentar bernada "bully-an" tersebut muncul karena salah satu foto yang diunggah terlihat dirinya memegang bagian paha pelajar yang dia tegur.
Ia menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat dirinya melakukan inspeksi pelaksanaan program vokasional yang mengharuskan para pelajar mendampingi orang tuanya bekerja, di Desa Sukatani Kecamatan Sukatani, Purwakarta.
Dalam perjalanan, Dedi melihat seorang anak perempuan mengendarai kendaraan roda dua tanpa mengenakan helm. Saat itu juga ia memberhentikan anak tersebut yang diketahui berstatus sebagai siswi salah satu SMP di wilayah Kecamatan Sukatani.
Ketika dihampiri, anak perempuan itu malah menangis sambil menutup wajahnya. Kemudian bupati melontarkan pertanyaan kepada pelajar itu, tetapi justru dijawabnya dengan tangisan.
"Saya tanya dia, kenapa tidak membantu orang tua bekerja (terkait program pendidikan vokasional), justru naik motor, tidak pake helm lagi. Tapi pelajar itu justru menangis saat ditanya," katanya.
Dedi saat itu sempat memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh pelajar tersebut, ia merasa heran karena pakaian yang dikenakan tidak selaras. Pelajar tersebut mengenakan jilbab sekaligus celana ripped jeans (model sobek-sobek).
"Saya memahami itu mode, tetapi menurut saya tidak jelas, tidak sinkron antara jilbab dengan celananya (yang sobek-sobek)," kata dia.
Melihat keganjilan cara berpakaian pelajar itu, Dedi kemudian menunjukannya kepada guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan dan warga yang kebetulan menemani Dedi dalam kegiatan inspeksi tersebut.
Hal tersebut diakuinya bertujuan untuk memberikan penjelasan atas ketidaksesuaian pakaian yang dikenakan oleh pelajar itu.
"Saya hanya tunjukan bagian yang tidak sesuai itu, tujuannya untuk pendidikan. Tetapi apabila langkah saya memberikan pendidikan itu dianggap keliru, saya meminta maaf dan saya akan hapus postingan itu," kata dia.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016