Amazon Go, perusahaan belanja online baru yang berdiri di lahan seluas 167 meter persegi menggunakan sensor untuk mendeteksi barang-barang apa saja yang sudah diambil pembeli dari rak dan mengirim tagihannya ke akun Amazon mereka jika mereka tak menggantinya.
Toko tersebut menandai upaya terbaru Amazon memasuki dunia toko bahan makanan, salah satu kategori ritel terbesar yang belum dirambahnya. Saat ini perusahaan tersebut mengirimkan produk bahan-bahan makanan ke rumah-rumah melalui layanan AmazonFresh-nya.
"Ini adalah pengenalan di mana model e-commerce mereka tak cocok untuk semua produk," kata analis Jan Dawson dari Jackdaw research, mencatat bahwa toko fisik dapat melengkapi AmazonFresh.
"Jika ada ratusan toko seperti ini di negeri ini, maka akan jadi ancaman besar bagi rantai supermarket," katanya pada Reuters.
Indeks S&P 1500 ritel makanan, termasuk Kroger Co, Whole Foods Market Inc dan perusahaan lain, turun 0,5 persen pada penutupan. Saham Amazon ditutup sekitar 2,6 persen.
Amazon Go kini tersedia bagi para karyawan perusahaan dan diharapkan bisa dibuka untuk umum awal tahun depan, kata Amazon.
Jika tes ini berhasil, Amazon berencana membuka 2.000 supermarket, demikian seperti dilaporkan Wall Street Journal, Senin, mengutip salah seorang nara sumber. Perusahaan itu sedang mempertimbangkan format toko lain, termasuk sebuah format yang memungkinkan pengemudi mendapatkan barang belanjaannya di sisi trotoar.
Amazon menolak menanggapi laporan tersebut.
"Jalur kasir selalu menjadi bagian yang tak efisien di setiap toko," kata Neil Saunders, managing director firma riset ritel Columino. "Tak hanya dapat menghemat banyak tenaga kerja, tapi Anda juga akan membuat proses lebih cepat bagi konsumen dan jauh lebih memuaskan."
Namun, pengalaman ambil-pergi akan butuh waktu penyesuaian, katanya.
Beberapa orang akan merasa seperti "mencuri" barang, kata Saunders.
Selain menyediakan barang-barang seperti roti dan susu, toko juga menawarkan makanan siap santap dibuat segar oleh juru masak yang ada di sana dan dapur lokal serta bakeri, kata Amazon.
Itu akan membuat Amazon Go menjadi pesaing potensial bagi waralaba restoran cepat saji seperti Chipotle Mexican Grill Inc.
Amazon Go bukanlah toko fisik pertamayang dibuka perusahaan e-commerce tersebut.
Amazon sudah memiliki toko buku di Seattle, selain toko-toko pop-up di mall yang menampilkan alat-alat Amazon seperti Kindle.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016