"Penghargaan sebagai destinasi wisata terfavorit dunia tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pariwisata pada Rabu (7/12) kemarin di Jakarta," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, Labuan Bajo mendapat penghargaan itu setelah melalui seleksi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif RI dengan melihat semua rekaman-rekaman pariwisata seluruh dunia dan juga pariwisata dan domestik.
Labuan Bajo sendiri akhir-akhir memang mendapat banyak sekali kunjungan wisatawan baik domestik maupun internasional.
Ia menjelaskan, indikator pendukung sehingga Labuan Bajo menjadi destinasi wisata terfavorit setelah adanya survei juga yang di lakukan oleh CNN yang menyatakan labuan Bajo merupakan tempat snorkling terbaik ke-2 dunia setelah Raja Ampat.
"Selain itu Labuan Bajo juga memiliki banyak destinasi wisata seperti Pantai Pede yang indah, Batu Cermin, banyak pulau kecil, dan memiliki ikon utama yakni Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, dan ada gua ular. Yang selalu menjadi destinasi wisata bagi wisatawan di daerah itu.
Ia juga menilai keramatamahan masyarakat di Labuan Bajo juga menjadi faktor penentu dalam mendapatkan penghargaan itu.
Selain sejumlah lokasi wisata tersebut, Labuan Bajo juga memiliki danau Sanonggoang.yang merupakan wisata alam yang indah yang selama ini belum mendapat perhatian publik.
Dengan adanya penghargaan itu Ia pria yang pernah menjabat sebagai plt Bupati Manggarai Barat tersebut mengaku akan terus memperindah sejumlah lokasi wisata di Labuan Bajo dan daerah lainnya.
Ia berharap adanya kerja sama dan sinkronisasi program antara Pemprov NTT dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam pengembangan pembangunan sektor pariwisata. Partisipasi masyarakat juga dinilai sangat penting dalam pembangunan sektor pariwisata.
"Kerja sama yang baik antara pemprov dan pemda Manggarai Barat dan masyarakat Pemda Mabar dapat menjadi faktor utama untuk terus mengembangkan sejumlah lokasi pariwisata di daerah itu," tambahnya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016