"Pasukan Puntland telah merebut kendali Qandala dan militan bersenjata itu sudah kabur, sekarang situasinya cukup tenang dan semuanya terkendali," kata Yusuf Mohamed Waceys, gubernur regional, sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Militan pimpinan mantan ulama Shabaab Abdiqadir Mumin mengalihkan dukungan mereka dari Al Qaeda ke ISIS tahun lalu, namun sejauh ini mereka gagal mendapat banyak dukungan.
Pengambilalihan Qandala pada akhir Oktober itu merupakan gerakan signifikan pertama kelompok tersebut selain dari mengeluarkan sejumlah video promosi, dan militan yang sejak itu berada di dekat Qandala mundur setiap kali mereka takut ada serangan dari pasukan keamanan Puntland.
Waceys mengatakan militan mundur setelah pertempuran sengit. Ia mengklaim puluhan ekstremis tewas namun itu belum bisa diverifikasi.
Warga di beberapa desa terdekat membenarkan terjadinya bentrokan itu.
"Ratusan pasukan Puntland bersenjata berat menyerang Qandala dan kami mendengar mereka berhasil menguasai lokasi itu," kata Osman Mohamed Nuh, penduduk setempat.
Pada akhir Agustus, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebut Mumin sebagai "teroris global."
Qandala, yang pernah menjadi benteng perompak, adalah kota perikanan dan perdagangan kuno yang penting karena kedekatannya dengan Yaman, sepanjang Teluk Aden, tempat kelompok Al Qaeda dan ISIS beroperasi. Di masa lalu, Shabaab mendapat pasokan senjata dan petempur yang dikirim dari Yaman.(mu)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016