Padang (ANTARA News) -Dokter spesialis anak, dr Utami Roesli SpA, mengemukakan, dalam Air Susu Ibu (ASI) terkandung zat anti kanker sehingga dapat memperkuat kekebalan tubuh bayi secara alami.... Tidak hanya zat anti kanker berdasarkan penelitian dalam ASI juga ada zat yang dapat membunuh 40 sel tumor yang berbeda berdasarkan publikasi Jurnal Internasional tentang kanker pada 2007...
"Tidak hanya zat anti kanker berdasarkan penelitian dalam ASI juga ada zat yang dapat membunuh 40 sel tumor yang berbeda berdasarkan publikasi Jurnal Internasional tentang kanker pada 2007," kata dia, di Padang, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu pada Seminar ASI dengan tema Kunci Sukses Menyusui Hingga Dua Tahun Lebih diselenggarakan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar bekerja sama dengan RS Citra BMC Padang.
Menurut dia, selain melindungi bayi, pemberian ASI oleh ibu juga akan menurunkan risiko terkena kanker payudara. "Pada ibu yang menyusui akan risiko terkena kanker payudara turun enam persen setiap tahun," katanya.
Kemudian pada bayi yang diberikan ASI ekslusif akan menurunkan risiko terkena obesitas dan gangguan penyakit lainnya.
Ia memastikan bayi yang disusui akan lebih sehat sepanjang hidupnya dan jarang mengalami gangguan perilaku baik emosional maupun psikologis.
Menyusui juga akan mendekatkan hubungan ibu dan anak secara emosional, meningkatkan produksi hormon cinta dan memperkuat kekebalan tubuh anak, kata dia.
Oleh sebab itu ia menganjurkan ibu yang baru melahirkan untuk segera menyusui bayi atau dikenal dengan program Inisiasi Menyusui Dini karena memiliki banyak manfaat.
"Menyusui dini dilakukan secepatnya setelah melahirkan dengan cara bayi ditengkurapkan di dada ibu dimana bayi akan mencari sendiri payudara ibu secara alami," katanya.
Menurut Utami segera menyusui bayi akan dapat menunda angka kematian bayi hingga 22 persen dan 16 persen pada 24 jam pertama.
Inisiasi menyusui dini juga mempertahankan kehangatan bayi sehingga pemberian ASI akan lebih berhasil dan membuat detak jantung serta pernafasan lebih stabil, ujar dia yang merupakan pendiri sentra Laktasi Indonesia.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Seminar, dr Fitrisia Amelin SpA, menilai perlu kerja sama semua pihak mulai dari keluarga, dokter anak, bidan, perawat bayi untuk menjadikan ASI sebagai sumber utama nutrisi bayi sejak lahir.
"Semua harus bersinergi agar ibu tidak mudah memberikan susu formula kepada bayi, jika ada kendala menyusui berikan penguatan dan pendampingan," katanya.
Ia menambahkan, "Dari hasil pemantauan dari 10 ibu yang punya bayi usia di bawah enam bulan hanya tiga yang memberikan ASI ekslusif."
Oleh Ikhwan Wahyudi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016