• Beranda
  • Berita
  • Presiden Filipina: "selamat tinggal Amerika, kami tak butuh uang kalian"

Presiden Filipina: "selamat tinggal Amerika, kami tak butuh uang kalian"

17 Desember 2016 04:32 WIB
Presiden Filipina: "selamat tinggal Amerika, kami tak butuh uang kalian"
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam kunjungannya di kota Tarlac, Filipina, Minggu (11/12/2016). (REUTERS/Czar Dancel)

Saya suka mulut Anda (Trump, red), sama seperti (mulut) saya, ya, Bapak Presiden. Kita serupa, orang-orang yang memiliki kesamaan."

Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan kepada Amerika Serikat, Sabtu, untuk bersiap-siap menghadapi pencabutan kesepakatan penempatan pasukan dan perlengkapan latihan, dengan mengatakan "selamat tinggal Amerika", dan "kami tidak butuh uang kalian".

Namun, Duterte mengindikasikan bahwa hubungan Filipina-AS bisa meningkat di bawah Presiden Donald Trump. "Saya suka mulut Anda (Trump, red), sama seperti (mulut) saya, ya, Bapak Presiden. Kita serupa, orang-orang yang memiliki kesamaan," lapor Reuters.

Soal pemerintahan AS saat ini, yang telah melancarkan kritik terhadap Duterte menyangkut laporan pembunuhan semenan-mena dalam perang yang dilancarkannya terhadap narkoba, Duterte mengatakan, "Kami tidak perlu kalian."

"Siap-siap tinggalkan Filipina. Siap-siap menghadapi pencabutan VFA nanti," katanya dalam jumpa pers setelah tiba di tanah air dari kunjungannya ke Kamboja dan Singapura.

VFA ata Visiting Forces Agreeement yang ditandatangi pada 1998, merupakan status legal bagi ribuan personel pasukan Amerika Serikat yang telah dirotasi di Filipina untuk melakukan latihan militer serta operasi-operasi bantuan kemanusiaan.

"Selamat tinggal Amerika dan siapkan pengaturan untuk kalian keluar dari Filipina," kata Duterte.

Ia menambahkan bahwa keputusannya itu akan diterapkan "dalam waktu dekat" setelah meninjau ulang kesepakatan militer lainnya, yaitu Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan.

"Kami tidak perlu uang kalian. China sudah bilang mereka akan memberi banyak (uang)," ujarnya. "Politik di Asia Tenggara sini sedang berubah."
(Uu.T008)


Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016