Direktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu sebagai kepala instruktur yang bekerja sama dengan Forwot, mengatakan kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh perilaku para pengendara kendaraan, bukan karena kurangnya keterampilan mereka.
"Kecelakaan bukan karena keterampilan tetapi karena pelanggaran yang berkaitan dengan perilaku berkendara. Keterampilan 'nothing', mindset atau pola pikir yang berperan," katanya di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Ia menyebutkan, berdasarkan survei dan data dari berbagai sumber terpercaya, delapan dari 10 kecelakaan lalu lintas di Indonesia melibatkan sepeda motor.
"Keterampilan nothing, mindset atau pola pikir yang berperan. Serobot-serobotan, langgar lalu lintas, lawan arus, yang membuat orang celaka di jalan raya," ujar Jusri di hadapan 60 peserta.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Road Safety Campaign 2016, Wilfridus Zenobius Kolo, menjelaskan pelatihan ini terdiri dari dua bagian yaitu teori dan praktik, agar para peserta yang berasal dari sejumlah komunitas itu dapat memahami dengan lebih baik.
Terdapat 12 modul yang dipraktikkan peserta yaitu harsh braking, counter weight lurus, counter weight U turn, tight manuvering, counter steering lurus, counter steering circle of 8, balancing, macadam, ascending, braking & swerve, cornering & braking, serta judge & react.
"Kami berharap dengan pelatihan keselamatan berkendara sepeda motor ini dapat menekan angka kecelakaan dan mereka yang mendapatkan pelatihan bisa menularkannya ke orang-orang terdekat," ucap Sekretaris Jenderal Forwot Zainal Abidin.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016