Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membanggakan dan mengaku puas dengan hasil pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kalimantan Barat (Kalbar) yang bersebelahan dengan wilayah Malaysia.Kalau saya sudah ngomong hati-hati, artinya saya akan mengawasi."
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan PLBN Entikong, Kalbar, Rabu, sebagaimana dikutip Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Negara.
Setelah peresmian tersebut kondisi lintas batas negara yang amat memprihatinkan kini tak akan lagi ditemui di Entikong, Kalbar, karena PLBN Entikong sebagai teras rumah yang memisahkan antara Indonesia dan Malaysia, saat ini tampak megah.
"Sudah berapa puluh tahun bangunan ini tidak pernah disentuh apapun? Saat itu juga saya perintahkan kepada Menteri PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), saya minta bangunan ini segera diruntuhkan. Saya beri waktu dua tahun dan perintah saya singkat, saya minta lebih baik dari yang di sana (Malaysia)," ujar Presiden mengingat kembali instruksinya saat itu.
Menurut Presiden, kondisi kontras yang ditemui di masing-masing PLBN kedua negara menunjukkan martabat dan harga diri masing-masing negara.
Pembangunan kembali PLBN Entikong bukanlah semata untuk menunjukkan kemegahan bangunan namun utamanya untuk menunjukkan kemampuan dan kebanggaan dari bangsa Indonesia.
"Ini masalah kebanggaan, masalah nasionalisme, masalah martabat dan harga diri kita. Kalau saya tidak mau seperti itu. Di sana saya bisa melihat, yang di sebelah sangat megah, yang di kita jelek sekali," kata Presiden.
Presiden menimpali, "Saat itu juga saya perintahkan Menteri PU seminggu harus diruntuhkan. Saya minta dua tahun harus lebih baik dari yang di sana. Inilah sebuah kebanggaan yang ingin kita bangun bahwa kita ini negara besar."
PLBN Entikong bukanlah satu-satunya PLBN yang dibangun kembali oleh pemerintah. Setidak-tidaknya terdapat enam PLBN lainnya yang juga dibangun kembali oleh pemerintah. Kesemua PLBN itu siap untuk diresmikan pada akhir tahun ini.
"Nyatanya kita bisa kan? Ada tujuh pos lintas batas yang kita bangun. Asal punya niat, asal ada kemauan pasti bisa. Tidak ada yang tidak bisa kita buat," katanya.
Meski demikian, Presiden menilai bahwa pembangunan wilayah perbatasan tersebut tidaklah cukup sebatas bangunan fisik semata.
Presiden Jokowi pun melanjutkan instruksinya untuk segera menggerakkan roda perekonomian di kawasan Entikong
Untuk itu, Presiden meminta agar kawasan di sekitar PLBN Entikong dibangun pasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Nanti kalau tambah pasar yang besar di situ sudah ada pergerakan ekonomi. Saya kira inilah manfaat yang kita dapatkan dari adanya perbatasan di Entikong ini sebagai kawasan terdepan kita," ucap Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan kepada jajarannya agar meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian, bea cukai, dan lainnya seiring dengan telah dilakukannya peningkatan kualitas bangunan PLBN.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar tidak ada lagi pungutan liar yang dilakukan di tengah pelayanan warga perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia.
"Meskipun di sini jauh dari ibu kota, tapi ingat sekarang sudah ada Saber Pungli. Hati-hati, yang ditangkap sudah banyak, jangan ada yang bertambah dari sini. Kalau saya sudah ngomong hati-hati, artinya saya akan mengawasi," kata Presiden Jokowi.
Presiden sekaligus berharap agar perbaikan fasilitas PLBN Entikong akan turut mencegah maraknya penyelundupan yang terjadi, termasuk penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang dari negara tetangga.
"Dengan perbaikan pos lintas batas ini mestinya hal-hal yang berkaitan dengan penyelundupan itu bisa dihilangkan, termasuk di dalamnya ialah penyelundupan narkoba," ujar Presiden.
Namun, menurut Kepala Negara/Pemerintahan RI itu, memang perlu diakui bahwa proses pembangunan tidaklah berhenti pada tahap tersebut, karena pemerintah masih akan terus membangun infrastruktur penunjang lainnya seperti jalan raya agar kawasan tersebut menjadi semakin lebih baik.
"Jelas, yang jelas sudah lebih baik. Tapi, memang masih banyak yang belum selesai (jalan raya dan lainnya), itu yang mau diselesaikan dalam waktu dua tahun," kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kunjungan kerja itu, antara lain Menteri Koordinator bidang Pembangunam Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016