Mataram (ANTARA News) - Otoritas Bandara Internasional Lombok menunda seluruh penerbangan menuju Kabupaten Sumbawa dan Bima, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat akibat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah itu.Empat penerbangan dari Lombok menuju Bima dan dua penerbangan menuju Sumbawa ditunda. Begitu juga sebaliknya penerbangan dari dua kabupaten itu menuju Lombok semuanya ditunda hari ini."
"Empat penerbangan dari Lombok menuju Bima dan dua penerbangan menuju Sumbawa ditunda. Begitu juga sebaliknya penerbangan dari dua kabupaten itu menuju Lombok semuanya ditunda hari ini," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok I Gusti Ngurah Ardita, ketika dihubungi di Mataram, Rabu.
Ia menyebutkan, penerbangan dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima dilayani oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Wings Air. Masing-masing sebanyak dua penerbangan dalam satu hari.
Sementara penerbangan dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Sumbawa Besar, dilayani oleh maskapai penerbangan Wings Air sebanyak dua kali sehari.
Ardika mengaku belum bisa memastikan kapan penerbangan menuju kedua bandara di Pulau Sumbawa tersebut bisa normal. Sebab, kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih melanda daerah itu sejak pagi hingga malam hari.
"Besok pagi kami akan pastikan. Kalau cuaca mendukung penerbangan bisa dibuka," ujarnya.
Kondisi cuaca buruk, kata dia, juga melanda area Bandara Intenasional Lombok sejak siang hari. Hal itu mengakibatkan sejumlah maskapai penerbangan yang mengangkut penumpang dari Jakarta mengalami penundaan.
Bahkan, pesawat yang datang dari Ujung Pandang dan Surabaya, terpaksa mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar, Bali.
"Kalau sekarang kondisi bandara sudah normal. Pesawat dari Jakarta sudah bisa mendarat dengan aman tadi sore," katanya.
Informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Lombok, menyebutkan tekanan dan angin terlihat rendah berada di selatan Jawa Timur dan Australia.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin dan juga potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir di sebagian wilayah NTB. Cuaca ekstrem tersebut diperkirakan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Sementara itu, informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, lima kecamatan di Kota Bima diterjang banjir bandang setinggi 1-2 meter yang menyebabkan ribuan rumah terendam banjir.
Banjir juga melanda Desa Maria dan Desa Kambilo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima. Sebanyak 25 rumah rusak berat, 5 rumah hanyut, 3 rumah rusak sedang dan satu jembatan negara putus.
BPBD NTB juga melaporkan bencana banjir juga merendam Desa Unter Kroke, Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa. Sebanyak 120 kepala keluarga dan 610 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter.
Pewarta: Awaludin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016