"Memang bencana itu, takdir dari Allah. Takdir itu, juga ada hal-hal yang mencakup bencana di bumi ini, karena ada campur tangan manusia yang berkontribusi macam-macam tidak bisa menjaga daya dukung lingkungan," kata Zainul Majdi di Mataram, Jumat.
Gubernur, menuturkan saat dirinya dalam perjalan darat untuk memantau situasi kota Bima dan sekitarnya pascabanjir bandang, Kamis (22/12) kemarin.
menunjukkan banyak sekali bukit yang sudah terkonvensi menjadi ladang tanaman. Bahkan, ada gunung atau bukit yang tingkat kemiringannya 60-70 ditanami juga tanaman.
"Ini kan bahaya, padahal kalau ada tingkat kemiringan tertentu, mestinya jadi daerah serapan, jangan di kutak-katik tanah itu," ucapnya.
Menurut gubernur, dengan banjir yang melanda kota Bima tersebut, semoga bisa menjadi momentum penanaman kembali kawasan hutan di kota Bima dan Pulau Sumbawa.
"Setelah kami lihat, pengundulannya cukup masif. Harus dihentikan, sehingga masyarakat tahu merusak alam ini menghancurkan ke hidupan kita," katanya.
Zainul Madi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) juga menambahkan, masyarakat tahu merusak alam ini menghancurkan ke hidupan. Bahkan, ilegal logging juga terjadi di Sumbawa Besar dimana tingkat penurunan hutan luar biasa. Dari laporan Kejaksaan telah meningkatkan P21 dan segera di adili salah seorang oknum yang menjadi bandar ilegal loging di Tambora.
"Saya harap kalau itu di adili diberikan hukum yang maksimal, sehingga membawa efek jera bagi yang lain," tegas gubernur.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016