Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memastikan bahwa tim sapu bersih (Saber) pungutan liar (Pungli) di instansinya bekerja efektif, bahkan telah berjalan selama 3 tahun terakhir.Sekarang saya lagi membenahi semua, bahwa semua pegawai harus strict pada aturan. Karena itu, kita sudah membangun zona integritas sejak tiga tahun lalu yang menyatakan BPS sudah menjadi wilayah bebas korupsi,"
"Sekarang saya lagi membenahi semua, bahwa semua pegawai harus strict pada aturan. Karena itu, kita sudah membangun zona integritas sejak tiga tahun lalu yang menyatakan BPS sudah menjadi wilayah bebas korupsi," ujar dia saat ditemui di Kawasan Pasar Baru, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, jika sebelumnya ada dugaan praktik-praktik penyalahgunaan dana, maka kini hal tersebut dipastikan tidak ada lagi di lingkungan BPS.
"Jadi saya sudah eksplisit betul menyampaikannya hingga ke daerah, bahwa Kepala BPS terimanya cuma gaji dan tunjangan kinerja, titik. Plus honor narasumber yang memang legal diterima secara aturan hukum di Indonesia. Diluar itu tidak boleh, harus ada laporan, dan BPS mempunyai whistle blower disini," terang Kecuk, panggilan akrab Suhariyanto.
Ia mengatakan, sikap tegas tersebut dijalankan dengan mulai menerapkannya kepada diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga memberikan teladan bagi seluruh pegawai BPS, sehingga tugas dan tanggungjawab BPS serta integritas instansi tersebut bisa terjaga dengan baik.
"Dari awal saya dilantik, saya strict kalau sampai ada yang menyalahgunakan uang negara untuk kepentingan pribadi, saya tidak segan untuk mengeluarkannya. Meskipun senior saya atau bukan. Dan itu sudah saya terapkan," tegas Kecuk.
Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah menindak tegas pegawai BPS yang diketahui melakukan praktik korupsi. Tujuannya, untuk menjaga kredibilitas kinerja BPS sekaligus memberikan efek jera agar tidak terjadi kesalahan yang sama, sehingga setiap hal bisa berjalan dengan baik.
Meski demikian, kata Kecuk, pihaknya juga mempersilahkan pegawai BPS untuk memberikan berbagai kritikan konstruktif dalam pengembangan kinerja BPS ke depan. Sehingga setiap kesalahan bisa diluruskan dan diperbaiki.
"Sejak saya masuk sudah ada yang saya keluarkan. Karena saya tidak bisa menggunakan pendekatan bahwa kita ini keluarga besar BPS. Saya tidak bisa gunakan pendekatan itu. Dan saya bilang ke teman-teman bahwa yang saya lakukan itu bukan untuk kepentingan saya, tetapi institusi BPS," papar Kecuk.
Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016