"Pengelolaan anggaran negara ini terlihat dari laporan Kementerian Keuangan mengenai laporan realisasi APBN 2016," kata Taufik Kurniawan melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Taufik, meskipun ada gejolak ekonomi dalam negeri yang tidak terlepas dari gejolak ekonomi global, tapi Pemerintah Indonesia masih mampu menjaga stabilitas ekonomi yang cukup menggembirakan.
Target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2016 sebesar 5,2 persen, dan realisasinya mencapai sebesar 5 persen di akhir tahun.
Soal nilai tukar rupiah, menurut Taufik, sesuai prediksi Pemerintah Indonesia mampu merealisasikan nilai tukar rupiah rata-rata
rp13.307 per dollar AS, menguat dibandingkam asumsi sebelumnya sebesar rp133.500 per dollar AS.
Kemudian, realisasi belanja negara sebesar rp1.859,5 triliun atau sekitar 89,3 persen.
Menurut dia, defisit anggaran juga mampu dijaga oleh pemerintah dalam batas toleransi yang disepakati dalam APBN 2016 yakni tidak lebih dari tiga persen.
"Realisasinya, defisit pada APBN Perubahan 2016 sebesar 2,46 persen," katanya.
Taufik juga menyoroti soal penerimaan negara dari sektor pajak yang dinilai belum sesuai harapan masyarakat karena banyaknya faktor, tapi seacra global mengalami kenaikan 4,2 persen dibandingkan pada APBN 2015, meskipun realisasinya dalam APBN 2016 masih rendah yakni rp33 triliun dari target yang ditetapkan.
"Kita berharap pertumbuhan ekonomi 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2017 dapat tercapai, mengingat sinyal perbaikan ekonomi semakin nampak," katanya.
Menurut Taufik, harapan tersebut, didasarkan pada realisasi penerimaan negara tahun 2016.
Kondisi realisasi tahun 2016 ini, kata dia, menunjukkan bahwa situasi ekonomi dalam negeri masih stabil dan terkendali.
"Meski pembukaan IHSG hari ini ditandai dengan pelemahan sebesar 0,35 persen atau 179 poin ke level 5,278,8, tapi kita tetap optimistis karena Indonesia masuk dalam lima besar dunia dalam pencapaian pasar modal," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017