Ketiga menteri tersebut adalah Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono.
Roket yang dibuat PT Dahana itu diberi nama "RHAN 122" dan dipajang di kantor PT Sari Bahari.
"Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah memesan sebanyak 120 unit," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, Heri Heriswan, kepada ketiga menteri yang mengunjungi perusahaan yang memproduksi roket di Kecamatan Pakis tersebut.
Ketiga menteri yang didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo itu, begitui turun dari pesawat di Lanud Abd Saleh, langsung diarahkan ke PT Sari Bahari, perusahaan yang bergerak dalam pembuatan alutsista itu. Ketiga menteri melihat dengan seksama sejumlah selongsong bom yang diproduksi di tempat itu.
Sejumlah selongsong bom tersebut, antara lain dipakai untuk pesawat tempur Sukhoi. Selain melihat selongsong bom dan roket pesanan Kemenhan, ketiga menteri tersebut juga melihat dinamit yang diproduksi rekanan PT Sari Bahari, yakni PT Dahana.
Dinamit yang diproduksi tersebut dipakai oleh sejumlah perusahaan komersial, terutama yang bergerak di sektor pertambangan.
Menko Perekonomian Darmin Nasution memuji perusahaan tersebut "Ini bagus dan potensial, karena selama ini kita kan masih impor. Sekarang sudah ada yang memproduksi di dalam negeri, sehingga harus dikembangkan," ujar Darmin.
Sementara itu, ketiga menteri tersebut melakukan kunjungan kerja di wilayah Malang raya selama dua hari (Kamis-Jumat, 5-6/1). Kunjungan pertama di PT Sari Bahari di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, selanjutnya ke Universitas Brawijaya (UB) Malang dan dilanjutkan ke Kota Batu.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017