Tak hanya film, "Filosofi Kopi" akan jadi brand

6 Januari 2017 08:13 WIB
Tak hanya film, "Filosofi Kopi" akan jadi brand
Produser, sutradara dan pemain "Filosofi Kopi: Ben (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Jakarta (ANTARA News) - Setelah mengadakan kompetisi Ngeracik Cerita untuk film sekuel "Filosofi Kopi The Movie", produser dan sutradara "Filosofi Kopi: Ben & Jody" mengungkap rencana untuk mengembangkan film tersebut di luar layar lebar.

"Nanti ke depannya mungkin ada musik, pengisi soundtrack, mungkin desain poster, masih banyak yang akan dilakukan," kata sutradara Angga Dwimas Sasongko, dalam temu media di sela syuting film "Filosofi Kopi: Ben & Jody", di kedai Filosofi Kopi, Jakarta, Kamis (5/1).

"Ini film akan dirilis pada bulan Juli, jadi sampai bulan Juli akan ada banyak konten di luar film yang akan membangun universe-nya Filosofi Kopi," sambung dia.

Hal senada juga diungkap produser Anggia Kharisma. Dia mengatakan bahwa akan ada beberapa kejutan bagi mereka yang telah merindukan Ben dan Jody.

"Salah satunya kita akan membuat web series, itu akan tayang bulan Januari, terus kita punya Radio Play," ujar dia.

Tidak hanya itu, Filosofi Kopi akan dikembangkan menjadi komik dan action figure. "Itu sudah berlangsung, lagi dalam proses," kata Anggia.

Angga menambahkan nantinya Filosofi Kopi versi Radio Play juga akan diputar di 40 radio di seluruh Indonesia.

"Jadi, ada drama radio, ada web series, ada komik, ada action figure, ada merchandise, kita memang akan mengembangkan ini menjadi Filosofi Kopi ini bukan hanya sekedar film, tapi brand konten," ujar Angga.

"Dan, kedainya nanti kita akan syuting di Jogja, nanti akan ada kedai di Makassar, di berbagai kota juga," tambah dia.


Sutradara "Filosofi Kopi The Movie" dan "Filosofi Kopi: Ben & Jody", Angga Dwimas Sasongko sedang memberi arahan kepada kru saat proses pengambilan gambar "Filosofi Kopi: Ben & Jody" di Kedai Filosofi Kopi, Jakarta, Kamis (5/1/2017).  (ANTARA News/ Arindra Meodia)


Dilirik distributor internasional

Rencana Angga dan Anggia untuk mengembangkan "Filosofi Kopi" tak lepas dari kesuksesan film "Filosofi Kopi The Movie" (2015). Film yang diadaptasi dari cerita pendek novel "Filosofi Kopi" karya Dewi Lestari itu telah diputar Taiwan dan Jepang.

"Awalnya karena waktu itu sempat di Cannes film market tahun 2015, dari film market di Cannes itu kami bertemu dengan beberapa distributor, yang akhirnya kita deal itu sama Taiwan dan Jepang," kata Angga.

Film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Rio Dewanto tersebut juga masuk dalam daftar film yang diputar di Golden Horse Film Festival di Taiwan dan Tokyo International Film Festival di Tokyo.

"Nah, biasanya memang film-film yang masuk ke sebuah festival internasional di luar negeri, di negara-negara tersebut selalu punya kesempatan untuk bertemu dengan distributor, kebetulan pas di Jepang sama di Taiwan memang animonya lumayan besar sampai menambah pemutaran," ujar Angga.

"Dari situ mungkin distributor yang tadinya bertemu di Perancis, melihat bahwa ternyata film ini direspon bagus oleh publik di negara setempat akhirnya kita deal di situ," lanjut dia.


Karakater baru dalam "Filosofi Kopi", Tarra diperankan oleh Luna Maya (kanan). Luna Maya sedang berdiskusi dengan lawan mainnya Chicco Jerikho (kiri) di lokasi syuting "Filosofi Kopi: Ben  (ANTARA News/ Arindra Meodia)


Sekuel film

Saat ditanya alasan penggarapan sekuel film "Filosofi Kopi: Ben & Jody" karena telah banyak meraup keuntungan di film pertama, atau justru sebaliknya, Angga mengaku dalam membuat film tidak berpatok pada untung dan rugi.

"Tapi lebih ke arah karena kita merasa bahwa sebuah film ini kita suka untuk kita bikin, penting untuk kita bikin. Dalam konteks Filosofi Kopi, film yang pertama itu sangat menyenangkan dikerjakan, terbukti sekarang kita bekerja dengan tim yang sama persis, dan suasana film yang pertama itu masih nyantol," kata Angga.

"Kita ingin melanjutkan perasaan senang mengerjakan film ini, karena kita ingin terus jalan sebagai sebuah satu unit keluarga, dan apapun yang terjadi pada filosofi kopi yang kedua bakal ada filosofi ketiga kok," sambung dia.

Lebih dari itu, produser Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono, mengatakan bahwa film tersebut memiliki spirit kolaborasi yang sangat kuat, dalam artian "bisa menarik minat orang lain untuk berkarya."

"Misalnya action figure, kita terbuka sekali untuk menarik atau mengajak kolaborasi-kolaborasi, energi yang ada di filosofi kopi ini, dan inisiatifnya enggak harus dari kita, tapi juga inisiatif dari teman-teman," kata Handoko.

"Jadi, spirit dari user generated movie itu benar-benar terasa di sini sehingga nyawa kolaborasinya ini sangat sayang untuk tidak kita lanjutkan dan ini sangat menyenangkan, dan energinya sangat positif," lanjut dia.

Sementara itu pemeran utama Filosofi Kopi sendiri, Chicco Jerikho menganggap bahwa Filosofi Kopi adalah sebuah keluarga.

"Filosofi Kopi itu bukan hanya sebuah film, dan Filosofi Kopi bukan hanya selesai di bioskop, karena dari awal kita punya movement," ujar pemeran karakter Ben itu.

"Kita ingin memperkenalkan kopi Indonesia, karena kopi Indonesia adalah salah satu kopi terbaik di dunia," tutup dia.


Pemeran utama film "Filosofi Kopi", Chicco Jerikho sebagai Ben (kiri) dan Rio Dewanto sebagai Jody (kanan) di sela syuting sekuel "Filosofi Kopi: Ben  (ANTARA News/ Arindra Meodia)

Oleh Arindra Meodia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017