• Beranda
  • Berita
  • 10 perahu nelayan Situbondo hancur dihantam gelombang tinggi

10 perahu nelayan Situbondo hancur dihantam gelombang tinggi

13 Januari 2017 13:37 WIB
10 perahu nelayan Situbondo hancur dihantam gelombang tinggi
Ilustrasi--gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Situbondo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Jawa Timur mencatat 10 perahu nelayan hancur total akibat dihantam gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan lebat yang melanda daerah pesisir pantai itu.

"Peristiwa angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi itu menyebabkan 10 perahu nelayan rusak total (hancur) terjadi Kamis (12/1) malam di Desa/Kecamatan Besuki dan beruntung tidak ada korban jiwa," ujar Koordiantor Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Situbondo, Puriyono di Situbondo, Jumat.

Ia mengemukakan selain menyebabkan perahu milik nelayan yang ditambat di bibir pantai setempat, gelombang setinggi empat meter dan angin kencang itu juga menghantam sembilan rumah warga di pesisir pantai itu hingga rusak parah.

Tidak hanya itu, kata dia gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi sejak pukul 18.00 WIB hingga 22.00 kemarin juga menyebabkan tangkis laut (penahan ombak) ambrol sepanjang 75 meter.

Menurut dia angin kencang serta gelombang setinggi empat meter tersebut tiba-tiba terjadi di wilayah barat Kabupaten Situbondo.

"Hari ini petugas BPBD dan dinas terkait sudah melakukan pendataan di lokasi kejadian," katanya dan menjelaskan, bangunan rumah yang rusak begitu juga perahu nelayan serta tangkis laut akibat gelombang tinggi di Desa/Kecamatan Besuki itu meliputi tiga dusun, yakni Dusun Mandaran, Dusun Lesenan dan Dusun Gudang.

Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan hujan dan disertai angin kencang diperkirakan akan terjadi hingga Februari 2016.

"Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat pesisir khususnya sehari-hari melaut menangkap ikan agar tetap waspada. Jika angin di darat agak kencang lebih baik tidak melaut sementara untuk keselamatan," katanya.

Pewarta: Novi/Zumrotun
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017