Tawaran memerankan istri Wiji Thukul tersebut, Marissa mengatakan, datang langsung dari sang sutradara Yosep Anggi Noen.
"Saya waktu itu ditawari betul-betul tidak terduga. Berawal dari pesan teks di WhatsApp," ujar Marissa dalam temu media, di Jakarta, Senin.
"Mar, kamu bisa bahasa Jawa ya?," kata Marissa, mengingat kembali isi pesan instan yang dikirim Anggi.
"Kenapa? Kamu mau ngajak aku main film?, ternyata betul," sambung dia.
Awalnya, Marissa tidak menjadi pemeran utama wanita. Dia memerankan peran pembantu, namun tak lama setelah workshop berlangsung, Anggi meminta dia untuk memerankan Sipon.
"Jadi aktris pendukung pada waktu itu saya langsung oke, dan saya memang suka banget karya Anggi. Oke saya mau, sutradaranya bagus, filmnya juga penting tentang salah satu aktivis kita yang yang tidak dapat dilupakan di masa reformasi," kata Marissa.
"Terus Anggi bilang kamu jadi sipon saja. Saya bilang itu peran yang besar, saya enggak mirip sama Sipon," lanjut dia.
Berkat kepercayaan dari Anggi, Marissa kemudian mau menerima peran tersebut. Anggi meminta Marissa untuk merasakan apa yang dirasakan Sipon, bukan merepresentasikan Sipon.
Marissa mengatakan Anggi juga membebaskan dia untuk menginterpretasikan apa yang terjadi saat itu.
"Saya senang sekali menjadi bagian dari keluarga "Istirahatlah Kata-kata", semuanya sangat profesional," ujar Marissa
"Sutradara terbaik, aktor terbaik, dan juga aktris terbaik, dan tentu saja tim terbaik," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017