"Karena produser dan sutradara memang sengaja tidak mempertemukan saya karena mereka enggak mau saya meniru, kalau meniru, mengimitasi, takutnya perasaannya enggak sampai," kata dia, di Jakarta, Senin.
"Jadi berdasarkan data dan ngobrol sama produser dan sutradara, mereka yang bertemu beberapa kali," sambung dia.
(Baca juga: Cerita Marrisa Anita "dipinang" perankan istri Wiji Thukul)
Dalam memerankan istri Wiji Thukul itu, Marissa mengatakan hanya bertemu dengan Wahyu, adik Wiji Thukul.
Dia mengaku berat memerankan sosok Sipon sebagai perempuan yang sangat mencintai seseorang yang idealis yang karya-karyanya ditakuti pada jaman reformasi.
"Saya bayangkan ancaman yang harus dia (Sipon) hadapi setiap hari, setiap jam, dan setiap detik. Mau ke mana selalu was was, setiap kali lihat tentara, deg-deg-an, takut suaminya diambil, takut dia disakiti," ujar Marissa.
Di mata Marissa, Sipon adalah perempuan tangguh, seorang istri yang akan mendukung suaminya selamanya.
"Mungkin bagi sebagian orang mereka bisa dengan mudah tinggalkan saja, enggak bisa, karena dia cinta dan dia akan selamanya sama Wiji, dan tiba-tiba hilang," kata Marissa.
"Komplesitasnya adalah sekarang Wiji di mana, pertanyaannya ada dan tiada, terus sampai sekarang. Bayangkan orang yang sampai sekarang harus membawa rasa itu, mungkin sampai selamanya," lanjut dia.
Saat ditanya apa yang akan dia lakukan saat bertemu Sipon, sambil menahan air mata Marissa menjawab; "Aku nangis mungkin. Enggak kebayang saja rasanya seperti apa, mungkin saya hanya akan pegang tangannya."
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017