Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, pembahasan pemanfaatan teknologi PLTSa tersebut dilakukan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bersama Menteri Lingkungan Jepang Tadahiko ITO.
Menteri LHK menyampaikan, kerja sama PLTSa ini selain sebagai salah satu solusi dalam mengatasi limbah sampah, juga diharapkan dapat sebagai alat edukasi bagi masyarakat dalam penanganan sampah dan pemanfaatan sampah. Edukasi publik yang dimaksud yaitu bagaimana cara mengurangi, memilah dan mengolah sampah.
Dalam kerja sama PLTSa ini, menurut dia, akan dirumuskan pedoman teknis, model bisnis, model investasi, kerangka regulasi dan materi edukasi publik. Kerja sama ini juga sangat penting untuk didukung semua pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
PLTSa telah dikenal sebagai teknologi unggul dari Jepang untuk pengolahan limbah sampah menjadi energi.
Selama ini implementasi pemanfaatan energi dari sampah masih menemui kendala, yaitu belum adanya teknologi yang signifikan terkait pemanfaatan energi dari sampah.
Sementara itu, menurut dia, kondisi limbah sampah di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, sebanyak lebih dari 64 juta ton sampah dihasilkan per tahunnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu cara untuk mengurangi sampah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat luas, yaitu sebagai sumber energi.
Antusiasme MoEJ dalama melaksanakan kerja sama ini sangat baik. Menteri Lingkungan Jepang mengatakan pemerintahnya akan memberikan dukungan penuh terkait penyusunan pedoman PLTSa, pembuatan model PLTSa, peningkatan kapasitas dan bantuan tim supervisi yang melibatkan tenaga dari Jepang.
Sebagaimana kota Surabaya yang telah menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah, maka target selanjutnya dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat dijalankan untuk kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Tangerang, Makassar dan Manado, ujar dia.
Pertemuan ini dihadiri perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Masahiro Takahata, perwakilan JICA Genohiro Tsukada, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliyansah, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih dan Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri.
Dalam pertemuan juga diusulkan kerja sama terkait pengelolaan sampah di wilayah pantai dan laut, karena Indonesia termasuk negara penghasil sampah pantai terbesar. Pengelolaan sampah laut saat ini telah diaplikasikan di beberapa wilayah secara sporadis, antara lain di Kepulauan Seribu, Sulawesi Utara, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam waktu dekat Indonesia akan merayakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari 2017, dan dalam waktu bersamaan pula, Indonesia ditunjuk sebagai lokasi Global Cleansing Champion Country oleh UNEP. Berbagai kegiatan di bulan Februari yang akan dilaksanakan terkait HPSN, yaitu kampanye, workshop dan aksi peduli sampah.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017