Sleman (ANTARA News) - Badan Pangan dan Pertanian PBB atau FAO menyatakan konsep mina padi yang dikembangkan di Dusun Cibluk, Margoluwih, Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan inovasi dari pertanian tradisional yang sukses.Ini tidak hanya berguna untuk Indonesia dan banyak negara di Asia. Petani Sleman telah menunjukkan cara untuk kesuksesan itu
"Sejak 2015 FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional dalam pertanian melalui inovasi mina padi berbasis kluster di Sleman dan di Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat seluas 25 hektare tiap lokasi," kata Perwakilan FAO di Indonesia Mark Smulders saat berkunjung ke Cibluk, Seyegan, Jumat,
Menurut dia, dalam waktu yang tidak begitu lama pendekatan inovatif yang mengombinasikan kearifan lokal dan teknik serta bahan tanam yang modern telah membawa tiga keuntungan bagi petani, kelompok petani dan keluarga mereka.
"Tiga keuntungan itu adalah naiknya produksi beras, naiknya pendapatan dan membaiknya nutrisi," katanya.
Ia mengatakan, sawah percontohan mina padi menghasilkan kenaikan panen padi dari rata-rata 6,5 ton menjadi 9,3 ton per hektare dengan kualitas padi yang lebih baik sehingga petani dapat menjualnya sebagai "padi sehat".
"Penjualan ikan dapat mencapai sampai sekitar 42 juta per hektare dalam satu musim," katanya.
Inovasi mina padi menggunakan "pendekatan ekosistem" melalui nol pestisida dan secara signifikan mengurangi tingkat penggunaan pupuk kimia.
"Amat menyenangkan untuk melihat bagaimana upaya mengenalkan mina padi yang dikombinasikan dengan teknik-teknik inovatif cukup baik hasilnya di Kabupaten Sleman," katanya.
Mark mengatakan, antusiasme dari para petani telah membuktikan keberhasilan mina padi ini.
"Kita telah berhasil tidak hanya menaikkan pendapatan, tetapi memelihara bahkan menaikkan pendapatan produksi beras dan memberikan masyarakat lokal sumber makanan yang penting untuk gizi yang lebih baik, keindahan alam mina padi juga menghidupkan tujuan agrowisata," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan baru ini telah menstimulasi aktivitas ekonomi yang sering diawali dengan inisiatif ibu dan anak-anak muda memproduksi berbagai produk inovatif bergizi dari olahan ikan dari industri mereka.
"Inovasi ini telah dibagikan ke wilayah Asia Pasifik dan sekitarnya. Perwakilan 15 negara telah mengunjungi Kabupaten Sleman dan ditambah petani dari berbagai penjuru di Indonesia. Semua mengekpresikan keinginan untuk mereplikasi pendekatan mina padi yang dilakukan di sini," katanya.
FAO, kata dia, telah berkontribusi sekitar setengah juta dolar Amerika Serikat untuk membangun dan mendemonstrasikan best pratice dari mina padi dengan sekitar 500 keluarga petani mendapatkan keuntungan dari program tersebut.
"Saat ini adalah saat yang tepat agar pertanian mina padi dapat diperluas untuk memastikan semakin banyak keluarga petani meraih hidup yang lebih baik, yang juga menguntungkan kehidupan di pedesaan melalui aktivitas ekonomi yang bergairah, dan memperbaiki akses untuk memperoleh pangan yang bergizi," katanya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Wakil Menko Kemaritiman bidang Sumber Daya Manusia Ilmu dan Teknologi, dan Budaya Maritim Safri Burhanudin, Wakil Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud serta Bupati Sleman Sri Purnomo untuk melihat progres dari sawah percontohan dan bertemu para petani.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017